Sering Dibanding-bandingkan, Ini Kata Budiman Sudjatmiko soal Gerakan Mahasiswa Dulu dan Sekarang
Tokoh aktivis pergerakan 1998 Budiman Sudjatmiko bicara blak-blakan soal gerakan mahasiswa dulu dan sekarang.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Tokoh aktivis pergerakan 1998 Budiman Sudjatmiko bicara blak-blakan soal gerakan mahasiswa dulu dan sekarang.
Budiman Sudjatmiko menyampaikan hal itu dalam wawancara bersama Cania di channel YouTube Geolife ID.
Awalnya, Cania menanyakan soal arah gerakan politik anak muda saat ini.
Menurut Cania, selalu ada wacana membanding-bandingkan antargenerasi, misalnya generasi 1965, 1998, hingga generasi milenial yang katanya mahasiswanya apatis.
"Anak-anak muda kok gak ada bunyinya seperti zaman Budiman, bisa menjatuhkan Soeharto. Sering dituduh gitu, kok gak ada keterlibatan politiknya sih?," kata Cania.

Menjawab hal itu, Budiman Sudjatmiko menjelaskan dulu saat dirinya masih remaja juga sering diejek oleh generasi yang lebih senior.
Generasi senior itu selalu menuding anak-anak muda tak berani melakukan perlawanan.
Lalu mereka membandingkan dengan masanya ketika terlibat perang mengusir Belanda menggunakan bambu runcing.
"Bagi saya, oke, itu membuat harga diri kami sebagai generasi muda terpancing. Kami gak boleh jadi generasi yang hilang. Tapi membandingkan persis sama itu sebuah kekonyolan," kata Budiman.

Budiman Sudjatmiko sudah merasakan berulang kali ditangkap gara-gara demo menentang kekuasaan Orde Baru.
Meski begitu, dia tidak ingin generasi milenial sekarang merasakan hal yang sama. Karena menurutnya zaman sudah berubah.
"Zaman berubah dan teknologi sudah memungkinkan menyelesaikan soal berat tanpa menguas energi sebesar dulu. Dulu kami cukup demo, bukan perang, untuk menggulingkan Orde Baru. Nah, sekarang kalau sebagian besar persoalan bisa diselesaikan dengan teknologi, kenapa harus memaksakan diri agar tampak berkeringat?," tuturnya.
Politisi PDIP itu menceritakan pengalaman lain ketika dirinya mengadvokasi kasus tanah di Cilacap beberapa tahun silam.
Puluhan tahun kasus itu tak kunjung selesai. Bahkan Budiman sempat ditangkap polisi pada tahun 1993.
Tapi begitu dirinya terpilih dan duduk di DPR RI, kasus tanah itu pun selesai.