Jurus Jitu TKN Akhiri Perpecahan di Masyarakat Antara Pendukung Jokowi dan Prabowo
TKN punya jurus baru untuk mmeredam perpecahan di masyarakat akibat aksi saling dukung di Pilpres 2019, antara pendukung Jokowi dan Prabowo
TRIBUNKALTIM.CO - Pilpres 2019 resmi berakhir, setelah KPU RI menetapkan pemenang dalam rapat pleno.
Kini, publik tinggal menunggu pelantikan Presiden dan Wapres terpilih yakni Jokowi-Maruf Amin, yang akan digelar 20 Oktober mendatang.
Meski berakhir, namun Pilpres 2019 rupanya meninggalkan jejak.
Berupa perpecahan atau polarisasi di masyarakat.
Aksi saling dukung antara pendukung Jokowi dan Prabow masih terlihat hingga kini.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Arsul Sani mengatakan upaya dalam meredam polirasi masyarakat pasca-Pemilu Presiden 2019 tidak dilakukan by design.
Dia menyarankan agar sebaiknya dibiarkan mengalir saja.
Dia mengatakan, upaya meredam polarisasi tidak perlu menggunakan skema rancangan.
"Ibarat menyimpan bara, itu kan masih panas, masih besar," kata Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (4/7/2019).
Karena bila dirancang dengan skema, misalnya para elite bergandengan tangan bersama-sama ke masyarakat, justru dikhawatirkan akan gagal meredam polarisasi.
"Menurut saya kalau terlalu kita by design, ketemu terus keliling jangan-jangan malah gagal.
Tapi kalau dibiarkan dingin, pelan-pelan sendiri nanti begtu kemudian by design nya itu dijalankan saya kira itu bisa lebih efektif," tuturnya.
Pertemuan antara Jokowi-Prabowo sendiri menurut Arsul Sani bergantung pada Prabowo sendiri.
Pada prinsipnya Jokowi selalu membuka pintu untuk berkomunikasi.
Namun jangan dianggap bahwa pertemuan antara Jokowi dan Prabowo sebagai bagian dari rekonsiliasi.