Pilgub Jabar
Teten: Saya Takkan Curi Uang Rakyat
jika takdir saya nanti jadi presiden, Insya Allah rakyat bisa tidur pulas karena saya tidak akan mencuri uang rakyat.
Saya bukan
pemburu hadiah atau penghargaan. Waktu saya menerima Ramon Magsaysay
Award lima tahun lalu, saya merasa tidak ada yang istimewa dengan apa
yang saya lakukan karena melawan korupsi adalah tugas kita sebagai
warga negara. Agama pun mengajarkan kita seperti itu
Mengapa
rakyat negeri kita terjebak dalam materialisme? Antara lain, orang
yang sukses adalah orang yang kaya secara materi, memiliki apa saja.
Orang-orang kaya hargai masyarakat kita, bukan orang yang jujur dan
bersih. Orang pun mau melakukan korupsi dengan cara apa pun agar menjadi
kaya dan dihargai orang?
(Juni Aristiaadi, Jalan Pandanaran, Semarang)
Tanpa
kita sadari, setiap hari kita dicekoki budaya konsumerisme melalui
berbagai media. Para elite bangsa ini juga doyan mempertontonkan gaya
hidup mewah mereka di tengah kesulitan masyarakatnya.
Kesuksesan seseorang sekarang diukur dari keberhasilan ekonominya. Namun, dalam hal lain, mungkin semua orang di sini tidak merasa aman kalau tidak memiliki kepemilikan pribadi. Transportasi umum buruk, pendidikan dan kesehatan mahal, dan seterusnya. Negara tidak hadir dalam memberikan jaminan sosial bagi rakyatnya.
Saya
sangat mengapresiasi perjuangan Mas Teten melawan korupsi di negeri
ini. Sejauh ini apakah Mas Teten merasa sudah berhasil atau belum
dengan apa yang diperjuangkan? Apalagi, dengan semakin maraknya
kasus-kasus korupsi belakangan ini yang banyak melibatkan
pejabat-pejabat publik dari eksekutif, yudikatif, ataupun legistatif.
(Timotius S Ertanto, Bandung)
Melawan
korupsi adalah pekerjaan tanpa akhir dan bukan perkara mudah untuk
mengukur keberhasilannya. Kasus koruspi akan terus bermunculan di tengah
kebebasan media. Yang saya senang gerakan masyarakat antikorupsi terus
tumbuh di mana-mana. Media pun terus gencar membongkar kasus-kasus
korupsi. Hanya, sayangnya, kita tidak punya mitra politik dan aparat
hukumnya tidak mendukung. Bisa dibayangkan, tanpa perlindungan
masyarakat antikorupsi, barangkali KPK sudah lama dihancurkan oleh
jaringan prokorupsi.
Sulit untuk menepis kesan
pemberantasan korupsi di negeri ini setengah-setengah dan pilih bulu,
lebih banyak wacana dan pidato daripada tindakan penegakan hukum
terhadap para pelaku korupsi. Masihkah rakyat bisa percaya bahwa hukum
memang ditegakkan untuk memberantas korupsi?
(S Trisno, Ciledug, Tangerang)
Saya
setuju kebijakan pemberantasan korupsi pemerintah belum efektif. Tidak
ada kepemimpinan yang kuat untuk menjalankannya. Bahkan, kebijakan
antikorupsi Presiden SBY disabotase oleh para petinggi partainya sendiri
yang sekarang sedang diinvestigasi KPK. Tidak ada satu pemerintahan
pun pascareformasi yang berani membersihkan kepolisian dan kejaksaan
sehingga hal itu sampai sekarang menjadi faktor penghambat pemberantasan
korupsi.
Kita masih beruntung memiliki KPK meskipun belum
memuaskan karena sumber dayanya sedikit. Jadi, hanya sebagian kecil dari
puluhan ribu kasus yang dilaporkan masyarakat sehingga ada kesan
tebang pilih.