Pilgub Jabar
Teten: Saya Takkan Curi Uang Rakyat
jika takdir saya nanti jadi presiden, Insya Allah rakyat bisa tidur pulas karena saya tidak akan mencuri uang rakyat.
Dengan nilai tinggi yang hampir mendekati
sempurna, Indonesia dinobatkan sebagai negara terkorup se-Asia.
Bagaimana tanggapan Pak Teten? Bagaimana juga sebaiknya cara kami
berpartisipasi memberantas korupsi dengan efektif....
(Ayu Sri Darmastuti, xxxx@gmail.com)
Perbaikan
Indeks Persepsi Korupsi memang sangat lambat. Dalam 13 tahun skornya
hanya naik satu point dari 2.00 (2000) dan saat ini 3.0. Kita masih jauh
di bawah Malaysia (4.5), apalagi Singapura (9.8). Namun, waktu
pencapaian itu hampir sama dengan yang dialami China dan Thailand.
Pemberantasan
harus fokus pada babon korupsi, seperti sektor hukum, politik, dan
bisnis, supaya efek. Saat ini, gerakan antikorupsi di masyarakat lebih
banyak dalam bentuk watch dog, tapi belum menjadi gerakan semua orang di setiap sektor sehingga belum begitu berpengaruh.
Di
Arab Saudi, orang yang korupsi dihukum potong tangan. Sementara di
China, koruptor dihukum mati. Ironisnya di negeri kita, meski semua
sepakat bahwa korupsi termasuk kejahatan luar biasa, hukumannya relatif
ringan, mayoritas kurang dari 5 tahun penjara. Nah, dalam pandangan
Anda, idealnya hukuman seperti apa yang bisa membuat para koruptor jera
dan calon-calon koruptor mikir berkali-kali untuk melakukan korupsi?
(Vita Sophia Dini, Jakarta)
Di
dunia, hukuman mati sudah banyak ditinggalkan sekarang ini. Di
Indonesia sebenarnya memungkinkan diterapkan hukuman mati untuk kasus
korupsi tertentu, tetapi sangat tidak masuk akal diterapkan di tengah
aparat hukum yang bobrok.
Saya percaya penerapan undang-undang
pencucian uang, asas pembuktian terbalik, dan pemiskinan terhadap
koruptor bisa efektif untuk membuat efek jera. Korupsi itu kejahatan
kalkulasi. Selama benefit-nya besar dan risikonya kecil, korupsi akan
tumbuh subur.
Pak Teten Masduki, bagaimana menurut Bapak
dengan mahasiswa yang gencar menuntut di hukum beratnya koruptor.
Padahal, kalau nantinya mereka sudah menjadi elite politik juga akan
melakukan hal yang sama? Bagaimana menyadarkan mahasiswa yang kadang
suka bertindak anarkistis?
(Maidin Situmorang, SMA Bintang Laut Bagan Siapiapi, Riau)
Mahasiswa
wajar kalau marah terhadap koruptor yang begitu leluasa di negeri ini
walau saya tidak setuju kalau mereka bertindak anarkistis. Kita harus
memahami bahwa sikap anarkistis mereka mungkin karena frustrasi dengan
pemerintah yang tidak serius memberantas korupsi.
Apakah Bung Teten setuju diberlakukan saja hukuman mati kepada para pelaku koruptor biar ada efek jera dan kapok?
(Dudi Sugondo, Pabuaran, Tangerang Selatan)
Ada
banyak cara untuk mengurangi korupsi selain hukuman mati. Mestinya
kita belajar dari banyak negara yang bersih, seperti negara-negara
Scandinavia. Semakin berkualitas demokrasi, semakin kecil peluang
korupsi. Reformasi kebijakan ekonomi, rule of law, penyederhanaan
birokrasi, media yang bebas, dan partisipasi masyarakat berdasarkan
penelitian punya dampak besar terhadap menurunnya korupsi di negara
yang keadaan governance-nya buruk seperti Indonesia
Kang
Teten, saya kaget membaca berita soal Anda akan mencalonkan diri
sebagai calon gubernur Jawa Barat. Apa pertimbangan Anda sehingga
memutuskan mencalonkan diri dan apa yang Anda inginkan ketika sudah
menjadi gubernur? Tergiur kekuasankah? Saya sih lebih suka Anda tetap
berada di luar pemerintahan seperti sekarang agar tetap bisa
mengingatkan perilaku aparat yang melenceng, terutama yang suka korupsi.
(Tari, Petukangan Selatan, Jakarta)
Ini
masih dalam proses. Saya melihat ada peluang untuk melakukan perubahan
dari daerah. Perubahan secara nasional sulit, tetapi kita bisa
menciptakan pulau-pulau yang bebas korupsi. Kita perlu role model yang
nyata supaya perubahan bukan sekadar wacana.
Selama ini saya
selalu berada di luar pemerintahan, dan kalau ada peluang mengapa tidak
mencoba perubahan dari atas. Ada banyak contoh perubahan yang cepat
dilakukan apabila ada kepeloporan dari atas. Dalam hal ini saya merasa
tidak sedang memburu jabatan.
Langkah konkret apa yang Anda lakukan dalam menerapkan prinsip antikorupsi di rumah tangga?
(Adian Saputra, xxxx@gmail.com)
Kami
menerapkan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak
ada dorongan ekonomi untuk korupsi. Menanamkan budaya kerja keras,
bersikap adil, dan empati terhadap sesama adalah fondasi penting untuk
kita tidak mengambil hak orang lain. Kami juga mengambil nilai-nilai
dari agama yang kami anut.
Pertanyaan saya gampil saja:
Kalo Bung Teten menjadi presiden, apa yang pertama kali dilakukan untuk
membumihanguskan korupsi di bumi Indonesia. Sebut sebuah tindakan yang
cepat, tepat, dan akan membuat kapok para koruptor.
(Radi Tya, xxxx@gmail.com, Grogol Utara, Jakarta)
Barangkali jabatan presiden tidak bisa diinginkan. Namun, jika takdir saya nanti jadi presiden, Insya Allah rakyat bisa tidur pulas karena saya tidak akan mencuri uang rakyat.
Yang pertama dilakukan adalah mengangkat para menteri, jaksa agung, dan kepala Polri yang jujur. Begitu pula dengan mereka yang menduduki jabatan-jabatan strategis di dalam pemerintahan. Dengan begitu, saya punya tim kerja yang kuat untuk melakukan perubahan kebijakan, birokrasi, dan hukum yang rentan terhadap penyimpangan.
Pemerintahan yang modern adalah yang memprioritaskan anggarannya untuk memperbaiki akses terhadap pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan daya beli rakyat. Saat ini, pemerintahan kita masih tradisional, anggaran negara dan sumber daya ekonomi habis untuk biaya birokrasi dan politik, hanya dinikmati segelintir orang.