Laka Lantas
Cium Tangan Gerry Terakhir Pada Mamanya
"Salim sama mama. Usai upacara, sekitar jam 8, saya dijemput diajak ke rumah sakit. Ternyata mama sudah meninggal,” ungkapnya.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Adriana masih di dalam angkot nomor 7 jurusan Balikpapan Permai – Gn Tembak menuju tempatnya bekerja, Senin (24/11/2014). Sampai, di kawasan Sepinggan, telepon selulernya berbunyi. Ia menerima pesan singkat untuk segera RS Bhayangkara dari nomor Adriani, kakak kembarnya. Ia sempat berpikir penipuan sebelum melihat nomor kakaknya.
“Saya telepon balik. Diangkat pak polisi. Mereka bilang kakak saya kecelakaan sedang di RS Bhayangkara. Langsung saya minta tolong pak sopir angkot berputar. Antar saya ke rumah sakit,” ungkap Adriana sambil menitikkan air mata saat ditemui di rumah duka di Gg Bersatu Jl Marsma Iswahyudi RT 5 nomor 3, Balikpapan Selatan.
Adriana adalah adik kembar Adriani, korban kecelakaan lalu lintas di Jl Jenderal Sudirman tepatnya di depan asrama Brimob Polda Kaltim, Senin (24/11). Ia yang pertama tiba di rumah sakit dan melihat kakaknya dalam kondisi kritis sebelum akhirnya meregang nafas. Di rumah duka, anak ke 13 dari 14 bersaudara ini tak hentinya menangis.
Di hadapannya, tubuh Adriani terbaring di dalam peti jenazah, mengenakan baju pengantin warna putih dan sepatu juga putih. Di dahi kanannya terlihat goresan luka. Handuk berwarna gelap sengaja diletakkan sebagai alas kepala. Karena darah masih keluar dari dalam telinga.
“Saya datang dia (almarhumah) masih ditangani dokter. Dipompa dadanya. Saya lihat dia masih senyum melihat saya. Ndak tahu apa itu perasaan saya saja. Tapi dia melihat saya dengan tersenyum. Ternyata itu senyum terakhirnya,” kata Adriana.
Ia mengaku ada pertanda sebelum kepergian sang kakak. “Seminggu ini mata kanan bawah saya kedutan. Katanya mau bersedih. Tapi tidak terlalu saya hiraukan. Nggak menyangka ini arti kesedihan saya,” ujarnya.
Wajah duka juga terlihat pada Gerry. Remaja, 15 tahun, anak semata wayang Adriani, duduk di samping peti jenazah. Pertanyaan pertama yang dilontarkan saat mengetahui kedatangan TRIBUNKALTIM.CO adalah, pelaku yang tabrak mama sudah ditangkapkah?
Gerry mengaku sangat terpukul dengan kepergian sang ibu. Menurutnya, almarhum adalah sosok yang jenaka, periang dan sering bersenda gurau dengannya. “Nggak ada yang janggal beberapa hari ini. Saya berangkat sekolah seperti biasa tadi pagi. Salim sama mama. Usai upacara, sekitar jam 8, saya dijemput diajak ke rumah sakit. Ternyata mama sudah meninggal,” ungkapnya.
Ia berharap pelaku yang menabrak sang ibu mendapatkan ganjaran yang setimpal. “Harus diberi hukuman yang setimpal. Tak mungkin hanya serempetan. Mamak saya pasti ditabrak. Lehernya patah dan mengalami luka dalam di bagian kepala. Pasti jatuhnya terlempar keras. Apalagi saat di rumah sakit pun, helm nya masih menempel,” ujarnya.
Hingga kini jenazah Adriani masih terbaring di rumah duka. Pihak keluarga masing menunggu kedatangan saudara kandung mereka lainnya. Maklum, Adriani memiliki 13 saudara kandung. Mereka tidak semua tinggal di Kota Balikpapan. “Penguburan belum tahu. Karena kami banyak saudara. Jadi menunggu kumpul dulu,” kata Adriana. (*)
Peristiwa kecelakaan yang menimpa saudari kembar Adriana yang membuat Adriani meninggal dunia usai menyerempet mobil. Baca berita selengkapnya edisi cetak TRIBUN KALTIM, Selasa (25/11/2014). Like Facebook TRIBUN KALTIM serta follow @tribunkaltim