Hidroponik
Pelatihan Menanam Hidroponik di Balikpapan
MUDAH dan tidak memakai zat kimia seperti pestisida atau zat racun pembunuh hama lainnya, itulah keunggulan dari menanam secara hidroponik
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Ade Miranti
TRIBUNKALTIM.CO - MUDAH dan tidak memakai zat kimia seperti pestisida atau zat racun pembunuh hama lainnya, itulah keunggulan dari menanam secara hidroponik. Seperti yang dilakukan oleh Dwita Salverry, seorang penggiat tanaman hidroponik. Baru jalan dua bulan, ia memulai kegiatan bercocok tanam yang kebanyakan sayuran di samping teras rumahnya, berlokasi Jalan Cepu Panorama nomor 395, Karang Jati, Balikpapan Barat.
"Awalnya ikut pelatihan tanggal 17 Desember 2014 tadi. Baru mulai nyobanya tanggal 30 Desember. Sekarang banyak yang panen, kayak sawi dan kangkung," ujarnya sambil memperlihatkan ratusan tanamannya yang mulai panen. Pelatihan hidroponik berikutnya juga akan dilakukan di Auditorium Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo pada 15 Februari 2015 mendatang. Untuk mendapatkan tiketnya bisa menghubungi panitia Estri Rutiningsi dengan nomor 08115494531.
Beberapa jenis sayuran, diantaranya sawi, kangkung, sawi Thailand, tomat, timun, dan bayam merah Dwita tanam. Beralatkan gelas plastik bercorak, rockwool, bisa juga kapas kecantikan, sumbu, botol bekas, sterofoam, kaleng bekas, kawat dan pipa paralon sepanjang kira-kira 10-15 cm digunakan untuk memulai bertanam. Saat ini jika ada barang bekas seperti botol minuman atau kaleng cat, kata Dwi akrab disapa, bisa dimanfaatkan kembali.
"Saya sering bilang ke pembantu jangan dibuang kalau ada botol-botol bekas gitu. Kan bisa dipakai lagi untuk menaruh tunasnya yang sudah daunnya empat," katanya.
Berkisar 250 tanaman sayuran termasuk bibit buah melon pemberian dari temannya berada di teras yang lahannya cukup sempit. Dwita sekaligus seorang psikolog anak itu sudah memesan 20 jenis tanaman yang dipesan di kota kelahirannya Malang, Jawa Timur.
"Saya sudah pesan 20 jenis tanaman sayuran di Malang. Soalnya di sana(Malang) harganya murah-murah. Kalau yang sekarang ini saya beli di sini(Balikpapan). Terus saya juga pesan cairan nutrisi dan rockwollnya juga," sebut Dwita dengan mengenakan daster sore itu.
Ia ingin melakoni tanaman hidroponik tersebut secara serius. Sebab, hasil panennya nanti bakal ia jual. "Kalau yang sekarang saya bagi-bagikan ke teman-teman atau karyawan saya kalau panen. Nanti kalau bibit saya sudah datang, saya mau coba jualkan gitu ke mal-mal atau hotel karena sehat sayuran hidroponik ini. Makanya kenapa orang lebih memilih beli sayur di mal ketimbang di pasar.
Biarpun di mal harganya mahal, tapi sehat dan dikemas dengan rapi," tuturnya.
Secara ilmu kesehatan, tanaman sayuran atau buah-buahan menggunakan sistem hidroponik sangat minim sekali terkena penyakit jika dikonsumsi. Selain tidak menggunakan zat kimia, juga berguna bagi anak-anak berkebutuhan khusus(Autis) yang ketat sekali dalam memilah makanan. (BACA: Nanti Praktek di Rumah, Siapa Tahu Tidak Usah Beli Cabai di Pasar)
"Bakteri E-Coli pada sayuran kangkung contohnya kalau hidroponik tidak ada. Tingkat terkena bakterinya juga kecil. Dari rasa, sayuran hidroponik dengan menggunakan tanah dan disemprot hama juga beda. Sawi hidroponik saja rasanya manis, biasanya pahit kan.
Sayuran ini saya sarankan ke orang tua yang memiliki anak autis segera untuk mencoba," urainya membandingkan.
Selain itu, bertanam secara hidroponik juga membantu menekan inflasi, kata Dwi berbicara aspek perekonomian. "Selain menguntungkan usaha menanam secara hidroponik, enggak ribet juga. Terus ini bisa membantu ekonomi kerakyatan. Sudah mudah, murah, sehat, bisa dikonsumsi sendiri lagi," katanya. (BACA: Komunitas Hidroponik Balikpapan: Sehat di Tubuh, Untung di Kantong)
Selama menjalani dua bulan bertanam secara hidroponik, ia telah merasakan panen kangkung sebanyak dua kali. Termasuk sawi yang ia berikan secara cuma-cuma kepada karyawannya, teman dan media ini saat menyambangi ke kediamannya sore itu. "Kalau ditanam secara hidroponik, cepat panennya. Kangkung saja sudah dua kali panen. Ini sekarang sawi, padahal belum dua bulan. Dua sampai tiga minggu sudah bisa dipanen. Beda kalau menanam gunakan tanah, lambat panennya," pungkasnya. (*)
Pelatihan Menanam Hidroponik
Narasumber: Eva LAM dan Tony PSM dari Bandung
Pendaftaran: 08115494531
Waktu: Minggu, 15 Februari 2015
Pukul: 08.00 s.d 16.00 WITA
Tempat: Auditorium Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD), Balikpapan