Hobi
Meski Cuma Tukang, Mujiono Bisa Koleksi 13 Vespa Keren
Pekerjaannya yang cuma buruh lepas, tak mengganggu hobinya mengoleksi kendaraan scooter yakni Vespa.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jika sudah hobi, apapun dilakukan.
Hal ini dirasakan sendiri oleh Mujiono, warga Samarinda, yang juga Ketua Harian Mahakam Scooter Club (MSC) Samarinda.
Pekerjaannya yang cuma buruh lepas, tak mengganggu hobinya mengoleksi kendaraan scooter yakni Vespa.
“Saya hanya tukang saja. Tak bisa kerja kantoran, karena memang suka touring sewaktu-waktu. Jadi perkerjaan yang cocok sama saya ya itu saja,” ujar Mujiono saat ditemui Tribunkaltim.co, Selasa (8/3/2016).
Meskipun hanyalah buruh lepas, tak menghambat hobi Mujiono sebagai pengoleksi Vespa. Hal ini terlihat dari banyaknya Vespa yang ia miliki. Mencapai 13 Vespa.
“Saya sudah beli Vespa sejak 1990-an. Sampai saat ini sudah ada 13 Vespa yang terkoleksi. Belinya satu per satu. Tak sekaligus. Kadang ada yang saya beli sudah dalam kondisi rusak parah, kemudian saya perbaiki hingga bisa berkendara kembali,” katanya.
Baca: Vespa World Days, Ajang Ketemuan Para Pemilik Skuter Sedunia
Awal mula kesukaannya pada Vespa dimulai tahun 1990. Saat itu, sepeda yang ia punya dibarter dengan sebuah Vespa jadul berjenis Bajaj tahun 1974.
“Waktu itu, saya barter. Mengapa bisa barter hanya dengan sepeda? Karena saat itu, kondisi Vespanya sudah rusak. Usai membeli, saya perbaiki, dan habiskan dana Rp 300 ribu untuk perbaikan, Rp 700 ribu untuk deco, serta Rp 300 ribu lagi untuk mengurus pajak mati hampir 18 tahun,” katanya.
Usai pembelian pertama tersebut, ia semakin getol mengoleksi jenis-jenis Vespa lainnya dari tahun ke tahun.
“Lama-lama jadi keranjingan, akhirnya beli satu per satu. Biasanya yang saya beli memang sudah dalam kondisi rusak, sehingga tak mengeluarkan biaya besar,” katanya.
Dari 13 Vespa yang telah ia koleksi tersebut, Vespa jenis Congo tahun 1962 menjadi yang termahal yang pernah ia beli.
“Congo 1962 yang paling mahal. Saat itu saya beli Rp 10,5 juta. Saya beli dari orang Manado yang melakukan touring ke Kalimantan. Itu merupakan Vespa kedelapan saya,” katanya.
Kegemarannya mengoleksi Vespa tersebut juga selaras dengan perbaikan serta pewarnaan Vespa yang sering ia lakukan.
“Biasanya setiap habis beli saya perbaiki. Entah itu mesin atau pewarnaannya. Untuk deco yang paling mahal sebesar Rp 2 jutaan,” katanya. (*)
13 Vespa Mujiono
Vespa Bajaj 1974
Vespa Sprint 1973
Vespa Super 1966
Vespa Super 1966
Vespa Bajaj D’lux 1981
Vespa Sprint Cobra 1973
Vespa Super 1978
Vespa Congo 1962
Vespa Congo 1961
Vespa Special 100 cc 1981
Vespa PX 1985
Vespa Excel 1991
Vespa Super 1979