Pemadaman Listrik

Netizen Bingung, Mengapa Listrik Bisa Padam 20 Jam di Daerah Kaya?

"Apa penyebabnya kok padam listrinya lama sekali sampai subuh baru nyala di Bontang," tulis dia mengomentari pemberitaan TribunKaltim.co.

Tribun Kaltim/Nevrianto Hardi Prasetyo
LISTRIK PADAM - Suasana Jalan S Parman, menuju persimpangan Mal Lembuswana, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur saat listrik padam, karena blackout Rabu (18/2/2015) malam. Aktivitas perekonomian masyarakat menjadi terganggu. 

AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) selaku lembaga independen yang erat kaitannya jaringan maupun teknisi listrik, tidak dapat memberikan analisanya terhadap hilangnya daya pada salah satu pembangkit yang menyebabkan listrik padam selama kurang lebih 22 jam lamanya.

"Kami memang paham terhadap jaringan maupun hal-hal yang berkaitan dengan kelistrikan, tetapi untuk masalah ini, memang harus datang langsung ke lokasi pembangkit, baru bisa dilakukan analisa," ungkap Ketua AKLI Samarinda Ahmad Sohani, Jumat, (20/2/2015). (BACA: Gangguan Transmisi jadi Penyebab Padamnya Listrik di Empat Kota)

Dia menjelaskan, persoalan listrik merupakan persoalan yang tidak kasat mata, artinya jika tidak langsung melakukan observasi ke lapangan maka tidak akan mendapatkan jawaban dari gangguan tersebut. Beda halnya dengan kejadian putusnya kabel listrik akibat ditabrak oleh train beberapa waktu lalu.

"Kalau kejadian seperti ditabrak train itu, tanpa ke lapangan kita sudah tahu apa penyebabnya, kalau yang ini harus dilakukan observasi langsung dengan teknisi yang sesuai dibidangnya," ungkapnya.

Dia menjelaskan, dengan menggunakan satu sistem yang saling terkoneksi dampaknya memang sangat besar jika terjadi gangguan pada salah satu pembangkit. Terlebih lagi, daya transmisi yang mengalami gangguan memiliki daya sebesar 150 KV, haruslah ditangani dengan hati-hati.

"Jumlah tersebut bukan kecil, itu daya yang sangat besar, wajar saja jika pembangkit lainnya juga otomatis mati," kata Sohani.

Wakil Ketua AKLI Leonard menjelaskan, ada banyak kemungkinan yang menyebabkan terjadinya gangguan transmisi tersebut, mulai dari adanya gangguan luar, kerusakan alat, beban puncak pengguna hingga salah satu GI memikul beban yang besar.

"Banyak kemungkinan yang dapat terjadi, hal ini memang harus dilakukan pengamatan dan tinjauan langsung ke lokasi kejadian," jelasnya.

Lanjut dia menjelaskan, PLN seharusnya dapat mengantisipasi padamnya listrik dengan waktu yang tidak lama. Asalkan dimasing-masing pembangkit maupun GI terdapat seorang maupun tim yang ahli dalam bidang kerusakan teknis jaringan. Dengan begitu dapat segera melakukan perbaikan hingga tidak menyebabkan padamnya listrik yang cukup lama.

"Kalau ada orang yang ready di sana, yang ahli, mungkin saja padam lampu tidak terlalu lama," imbuhnya.

Leonard mengumpamakan, kerja sistem listrik pada pembangkit seperti mekanisme kerja pada kendaraan bermotor. Yang di mana kerja motor dalam menjalankan motor ada tahapan hingga dapat mencapai kecepatan yang diinginkan.

"Sama dengan motor kerja listrik ini, mulai dari gigi 1 hingga gigi yang tertitinggi, ada jeda waktu untuk mencapai kecepatan. Dan kalau motor itu mengalami gangguan, maka otomatis seluruh kompenen akan mati," kata Leonard.

Kendati demikian, tidak sepatutnya PLN menjadi kambing hitam, karena gangguan tersebut memang karena diluar dari dugaan. Selain itu, PLN juga mengalami kerugian yang besar dengan padamnya listrik yang terjadi di 4 kota tersebut.

"Bukan hanya pelanggan saja yang rugi, melainkan PLN juga mengalami kerugian yang sangat besar," tuturnya. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved