Salam Tribun
Dana Aspirasi
Dalam prakteknya, dana aspirasi bisa "diperjualbelikan" untuk membiayai proyek infrastruktur tertentu. Tentu saja segalanya atas rekomendasi mereka.
Dana Aspirasi
Oleh ACHMAD BINTORO
BERMULA dari obrolan di warung kopi Hainan Samarinda yang berlanjut jadi perbincangan di sosial media, beberapa netizen memuji para wakil rakyat kita di DPRD Kaltim.
Pujian pertama ditujukan kepada penampilan beberapa anggota dewan, yang disebutnya lebih keren. Bertata rambut klimis, dipadu setelan yang serba branded, dari atas hingga ujung kaki.
Label-label berkelas semacam Louis Voitton, Bally, Pierre Cardien, dan Charles Jourdan tidak lagi membuatnya kikuk. Belum setahun menjabat, tunggangan mereka pun umumnya telah berubah lebih bergaya. Berbeda sebelum menjadi anggota dewan, naik kendaraan berumur 15 tahun masih oke-oke saja.
"Wajarlah mereka berpenampilan keren. Toh itu demi kita juga, demi menjaga marwah dan martabat rakyat, kita semua, yang diwakilinya," komentar Artha lewat FB bergambar status rubik. Tak lupa ia sematkan emotion berkacamata, yang artinya keren.
Netizen juga memuji para wakil rakyat yang menurutnya kini lebih pintar. Kebanyakan dari kalangan sarjana, kelompok cerdik pandai. Bisa dimengerti kalau mereka menjadi haus ilmu. "Yang bener ah," kata netizen lain menyangsikan klaim itu.
Tidak percaya? Lihat saja mereka begitu antusias mengikuti setiap bimtek (bimbingan teknis). Tak pula lelah bolak-balik melakukan studi banding dan pertemuan lain di berbagai daerah.
Suatu hari, seorang netizen mengaku pernah mendatangi gedung Karang Paci. Ia mengantar beberapa warga pedalaman yang bermaksud mengadu ke dewan terkait lahan. Mereka mendapati banyak ruang anggota dewan kosong.
"Tak apa. Sebagai rakyat kami mengerti dengan kesibukan wakil-wakil kami. Mereka memang harus banyak menimba ilmu dan meningkatkan kapasitas diri agar mampu mengawasi kinerja pemprov, dan tidak gampang dibodohi oleh eksekutif," ungkap netizen itu yang selama ini dekat dengan para pegiat lingkungan.
Yang menggembirakan, masih menurut netizen, para wakil rakyat kita ini ternyata rajin mendengar dan menyerap aspirasi warganya. Ini dibuktikan dengan kehadiran mereka dalam setiap reses ke daerah-daerah pemilihan. Nyaris tak pernah absen.
Bahkan, kalau perlu, kegiatan menyerap asiprasi di luar reses pun mereka adakan, seperti ketika mereka bermaksud turun lapangan menyerap aspirasi rakyat terkait perjuangan otonomi khusus.
Namun niat itu akhirnya mereka urungkan. Mereka khawatir akan menimbulkan efek hukum karena tidak ada aturan atau nomenklatur yang membenarkan kegiatan penyerapan aspirasi otsus.
Tetapi, dari semua pujian itu, masih ada satu hal yang membuat netizen benar-benar mengacungi jempol kepada mereka. Tak cukup satu. Melainkan dua jempol. Luar biasa!
Seorang netizen bertanya dengan rasa penasaran: "Soal penampilan yang keren, ya wajar kita puji. Mereka haus ilmu juga patut kita apresiasi. Mereka rajin turun lapangan menyerap aspirasi rakyat, semestinya pula kita acungi jempol. Tapi apa mungkin masih ada hal lainnya?"