Muktamar Nahdlatul Ulama

Pilih yang Terbaik untuk NU, Jika Perlu Salat Istikharah Dulu

Ditanya mengenai sosok yang tepat memimpin NU untuk lima tahun ke depan, Kiai Miftah enggan menyebutnya dengan jelas.

SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Peserta Muktamar ke-33 NU bergembira usai tuntasnya pembahasan tatib pada sidang pleno di alun-alun Jombang, Senin (3/8). Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus sempat berbicara di hadapan peserta. Gus Mus menyampaikan hasil kesepakatan para kiai sepuh dan rais syuriyah apabila ada pasal yang tidak disepakati muktamarin akan diselesaikan dengan pemungutan suara. Pasal yang memuat tentang ahlul halli wal aqdi (AHWA) dihapus. Karena menyangkut pemilihan pemimpin baru yang diatur oleh AD/ART NU, maka pasal pemilihan rais aam dan ketua umum merujuk pada hasil sidang Komisi Organisasi yang digelar di Pesantren Mamba?ul Ma?arif Denanyar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Peserta Muktamar NU diminta melaksanakan shalat istikharah sebelum menjatuhkan pilihannya memilih Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hal ini dikemukakan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Miftahul Achyar.

“Pilih yang terbaik untuk NU ke depan. Jika perlu salat istikharah dahulu,” kata Kiai Miftah usai menghadiri konferensi pers di Media Center Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di SMA Negeri 1 Jombang, Jawa Timur, Rabu (5/8/2015).

Ditanya mengenai sosok yang tepat memimpin NU untuk lima tahun ke depan, Kiai Miftah enggan menyebutnya dengan jelas.

Meski demikian kiai yang dikenal sebagai pengusul metode Ahlul Halli wal Aqdi untuk pemilihan Rais Áam tersebut menganggap kepemimpinan KH Said Aqil Siradj lima tahun terakhir sudah bagus.

BACA: Putri Gus Dur Minta Ulama Senior Turun Tangan Selamatkan NU

“Sudah kelihatan hasilnya, tinggal meneruskan saja. Yang baik diteruskan, kalau bisa ditingkatkan, yang tidak baik ya harus ditinggalkan,” katanya.

Terkait adanya kampanye hitam ke beberapa kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, termasuk ke KH. Said Aqil Siradj, Kiai Miftah menyayangkan hal tersebut. Dikatakannya, bukan watak orang NU melakukan hal-hal negatif.

“Yang membuat rusuh, melakukan kampanye hitam, pasti bukan orang NU. Orang NU asli punya hormat ke kyai yang sangat besar, tidak mungkin menjelek-jelekkan kiainya,” tegas Kiai Miftah.

Pada Muktamar ke-33 di Jombang ini beberapa nama dikabarkan akan maju, Selain Said Aqil, Sholahuddin Wahid dan As'ad Said Ali masuk dalam bursa pencalonan.

Dari arena Muktamar saat ini terlihat persiapan panitia untuk melakukan pemilihan anggota AHWA yang nantinya akan dilanjutkan dengan pemilihan Rais Aam dan Rais Tanfidiyyah.

Panitia masih melakukan verifikasi kepada 496 Rais Syuriah yang akan memberikan suara. (Husein Sanusi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved