Narkoba
Upah RM500 tak Cukup, Nelayan Ini Pilih Jadi Kurir Sabu
Meskipun Jefri berkewarganegaraan Malaysia, istri dan kedua anaknya yang tinggal di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, masih WNI.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Bekerja sebagai nelayan bagan di Tawau, Sabah, Malaysia, Jefri (51) hanya mendapatkan upah 500 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1.711.000 dengan kurs Rp 3.422 per 1 ringgit Malaysia.
Jumlah itu dinilainya tidak cukup untuk membiayai hidupnya di Tawau, sekaligus untuk dikirimkan kepada istri untuk biaya hidup bersama anak pertamanya yang berusia 15 tahun dan kedua berusia 7 tahun.
Meskipun Jefri berkewarganegaraan Malaysia, istri dan kedua anaknya yang tinggal di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, masih berkewarganegaraan Indonesia.
“Paling cuma dapat RM500 sebulan. Itu tidak cukup, apalagi untuk anak-anak sekolah,” kata Jefri, Jumat (18/9/2015) ditemui di Mapolres Nunukan.
Baca: Bawa Sabu 2,8 Kg, Ternyata Hanya Bawa Sangu Rp 273.760
Dengan upah yang kecil itu, Jefri tertarik ketika ada yang menawarinya menjadi kurir untuk membawa sabu sabu. Upah yang dijanjikan juga menggiurkan. RM8.000 bisa diperoleh, asalkan sabu sabu lolos hingga ke Pare pare, Sulawesi Selatan.
“Nanti di Pare Pare ada yang jemput,” ujar warga Batu 24, Tawau ini.
Dengan modal RM100, Jefri dan dua rekannya Lauje Bin Lapuju (40) serta Mansyur (37) nekat berangkat dari Tawau dengan membawa 2,8 kilogram sabu-sabu.
Namun, belum sempat membawa sabu sabu itu ke Pare Pare, dia dan dua rekannya dibekuk aparat Reserse Narkoba Polres Nunukan, Kamis (17/9/2015) malam.
Upah ribuan ringgit Malaysia gagal didapat, kini hukuman mati disangkakan kepada mereka bertiga.
“Baru kali ini Pak. Ini kami berangkat pakai dana sendiri dulu,” ujarnya. (*)
***
UPDATE berita eksklusif, terbaru, unik dan menarik dari Kalimantan. Cukup likes fan page fb TribunKaltim.co atau follow twitter @tribunkaltim