Gempa Kalimantan Utara
Trauma Gempa, Setiap Mau Tidur Nenek Darmi Minta Ditemani
Bumi Kota Tarakan dan beberapa daerah di Kalimantan Utara, kembali terguncang, Selasa (22/12/2015) kemarin.
Penulis: Junisah |
Setelah gempa naas mengguncang Senin lalu, Rudi bersama keluarganya berjumlah 10 orang, memilih untuk menyewa rumah dua pintu. Rumah disewa seharga sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu, milik tetangganya.
"Rencananya kemarin itu mau menginap di rumah keluarga, tapi ternyata tidak ada rumah tetangga yang lagi kosong, jadi bapak saya memilih menyewa rumah dua pintu," ujarnya.
Sementara itu, Baharuddin, paman Rudi yang mengalami luka di bagian muka, tangan dan khaki akibat tertimpa reruntuhan beton rumahnya yang ambruk, telah keluar dari perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.
Baca: BPBD Belum Terima Laporan Kerusakan Berat Bangunan dan Korban Jiwa
Baharuddin, laki-laki berambut gondrong, sudah dapat berjalan. Mereka sekeluarga besar, terdiri atas tiga rumah tangga, telah berkumpul bersama.
Ketika ditemui Tribun Kaltim, Baharuddin sedang melihat tetangga dan keluarga bergotong royong merobohkan bangunan rumahnya yang ambruk.
Pria berusia 23 tahun ini memakai sarung sambil berdiri. Perban masih menempel di bagian wajahnya, dan luka lecet pun masih terlihat di tangan dan kaki.
Baharuddin menceritakan, waktu kejadian, Senin dini hari, ia tidur di ruang depan sambil menonton televisi. Tiba-tiba saja ia terbangun merasakan rumah yang ditempatinya bergoyang cukup keras. Pada saat kejadian listrik padam, sehingga pandangannya gelap.
Ketika hendak keluar rumah itulah, beton rumah roboh menimpa wajah, tangan dan kakinya.AWalaupun saya mengalami luka, saya masih bisa keluar rumah sendiri. Waktu keluar rumah itu baru saya sadar ternyata rumah sudah ambruk jatuh ke bawah laut. Untuk naik ke darat saya dibantu warga yang sudah berkumpul di luar rumah," katanya. (*)
***
Follow @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim