Kolom Rehat

Barbie Semlohay

Barbie menjadi simbol global tentang kecantikan tertentu Amerika dari generasi ke generasi dengan brand yang hanya mampu disaingi oleh Mickey Mouse

TRIBUNKALTIM.CO
Arif Er Rachman 

Oleh: ARIF ER RACHMAN

I'm a Barbie girl, in the Barbie world
Life in plastic, it's fantastic!
You can brush my hair, undress me everywhere
Imagination, life is your creation

Generasi gaul akhir tahun '90an pasti tahu bahwa kalimat di atas adaah bagian dari lirik lagi Barbie Girl yang dibawakan Aqua, kelompok musik dance/pop asal Denmark.

Sejak akhir 1997 hingga beberapa tahun setelahnya, lagu ini sempat merajai belantika musik Indoensia. Hilir mudik di tangga lagu radio dan video klipnya hampir setiap hari muncul di televisi.

Lagu berirama riang dengan klip video yang konyol itu sebenarnya merupakan kritik sosial tentang kehidupan Barbie dan pasangannya, Ken, yang pekerjaannya digambarkan hanya bersenang-senang dan berpesta.

Mattel, perusahaan/produsen pembuat Barbie, pun dibuat panas kupingnya hingga membuat tuntutan hukum.

Barbie dengan wajah mulus dan postur tubuh yang kurus-langsing serta rambut pirang menawan, selama lima dekade telah menjadi semacam acuan soal kecantikan, terutama kecantikan ala Amerika.

Hampir semua anak-anak perempuan dunia pernah punya atau setidaknya pernah bermain dengan Barbie dan begitu remaja ingin seperti boneka paling terkenal dalam sejarah tersebut.

Seiring dengan itu, kritik dari para feminis soal kecantikan yang distandarkan oleh Barbie pun kerap disuarakan.

Kontroversi pada Barbie sebenarnya sudah ada sejak ia dilahirkan. Penciptanya, Ruth Handler, mendasarkan tubuh Barbie pada boneka Jerman bernama Lilli, gadis prostitusi yang kerap dijadikan hadiah dari pesta ke pesta.

Saat Handler memperkenalkan boneka Barbie (diambil dari nama putrinya, Barbara) di ajang New York Toy Fair pada 1959, para kompetitor yang membuat boneka laki-laki terbahak dan mencemooh boneka tersebut sambil berujar: tak mungkin ada anak-anak yang mau bermain dengan boneka yang ada payudaranya.

Meski begitu, penjualan Barbie meningkat pesat. Dan selama 50 tahun lebih, Barbie bagi Mattel bukan hanya sekadar boneka.

Barbie telah menyumbang pemasukan 1 miliar dollar AS per tahun dari penjualannya di lebih dari 150 negara. Sekitar 92% anak gadis AS berusia 3 hingga 12 memiliki Barbie yang selalu dipatok dengan harga cukup murah: $10 per buah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Maraknya Fenomena Sound Horeg

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved