Berita Eksklusif

Banyak ABG Beli Kondom, Petugas Apotek Sungkan Tanya Buat Apa

Anak-anak pun dapat menjangkaunya. Menjual kondom, bagi pramuniga atau pelayan toko gampang-susah.

TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP
Karyawati menata sejumlah kondom yang dijual di sebuah toko modern kawasan Jalan M Yamin, Kamis (11/2/2016). Selain kondom penjualan cokelat menjelang Hari Valentine juga meningkat. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Fachri Ramadhani, Amanda Liony, dan Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARAINDA - Peredaran alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan, seperti kondom, sangat meluas.

Apotek, minimarket bahkan toko kelontongan di lingkungan permukiman menjual secara bebas, tanpa ada aturan penempatannya.

Anak-anak pun dapat menjangkaunya. Menjual kondom, bagi pramuniga atau pelayan toko gampang-susah.

Mereka sering kikuk ketika melayani pembeli. Namun tidak mungkin bertanya, apa status dan untuk digunakan siapa.Itulah pengalaman sejumlah pelayan toko kepada Tribun Kaltim, Kamis (121/2/2016) kemarin.

Rahma, seorang apoteker di Apotek Kimia Farma mengatakan, tidak hanya para orang dewasa yang menjadi pelanggan, anak muda pun turut membeli.

Bahkan pembeli dari kalangan remaja lebih dominan. "Kalau orang tua itu biasanya beli yang isi banyak biasanya malam Jumat, kalau anak muda biasanya yang isi 3 paling sering malam Minggu, lebih praktis dan murah harganya. Di sini yang isi tiga paling sering beli," ujar Rahma.

Rahma mengaku kadang miris ketika menjumpai anak di bawah umur membeli kondom di tempatnya. Namun demikian, ia sadar, perdagangan alat kontrasepsi bukan seperti obat atau minuman keras yang beberapa di antaranya memiliki aturan khusus.

Baca: Lembaga Ini Survei di 10 Lokasi Soal Larisnya Kondom Jelang Valentine

Kondom bebas diperjualbelikan, siapa saja boleh. Dengan demikian, pihak penjual tidak dapat melarang pelanggan meskipun mengetahui bahwa pembeli merupakan anak muda, bahkan di bawah umur.

"Kalau pengantin baru nggak mungkin beli kondom, kan? Emang dia nunda? Kami bisa tahulah yang ABG, pasti sesuatu gitu," sindir pegawai yang telah mengabdi di Kimia Farma selama 13 tahun tersebut.

Mengenai kalangan apa yang paling banyak menjadi pembeli kondom, Kepala Apotek Kimia Farma Dr. Sutomo Samarinda, Muhammad Ridwan, mengaku tak bisa memperkirakan.

Hal ini dikarenakan ia tidak mengetahui status pembeli.

"Sekarang anak kuliahan pun bisa sama seperti orang yag sudah menikah. Kemudian, kami juga merasa tak enak bertanya kepada pembeli, saat dia membeli alat kontrasepsi tersebut. Pertanyaan, seperti 'apakah sudah menikah?' Atau 'untuk apa kondom tersebut?' Bisa dianggap menyinggung bagi konsumen kami," kata Muhammad Ridwan.

Terpisah, seorang pramuniaga apotek di kawasan Balikpapan Super Block, yang enggan namanya dipublikasikan, mengaku pihaknya tidak dapat mencegah pelanggan yang membeli kondom.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved