Milisi Abu Sayyaf
Netizen: Kalau Militer Filipina Tak Mampu Basmi Teroris Abu Sayyaf, Biarkan TNI Menumpasnya
"Ini pemerintah Filipina bagaimana sih? Masa teroris saja nggak bisa diberantas. "Kalau tidak mampu, ya biarkan saja TNI yang hancurkan Abu Sayyaf
Penulis: Budi Susilo |
TRIBUNKALTIM.CO - Kalangan pengguna internet dan pemilik akun media sosial di dunia maya alias netizen semakin geram atas tidak adanya tanda-tanda militer Filipina baertindak tegas membasmi kelompok teroris Abu Sayyaf yang menyandera orang asing, termasuk 10 orang warga negara Indonesia.
Menurut netizen, andai militer Filipina gagal memberantas sempalan sekelompok militan di Filipina Selatan tersebut, sebaiknya segera mengizinkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk masuk menyerbu.
Demikian antara lain disampaikan pemilik akun Facebook Steven Chow mengomentari berita yang diunggah www.TribunKaltim.co mengenai pernyataan Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi.
Sabtu (2/4/2016) pagi, Pangkostrad mengungkapkan TNI selalu siap bila negara memang membutuhan untuk terlibat dalam penanganan gerakan penyanderaan 10 orang WNI oleh kelompok Abu Sayyaf.
BACA JUGA: Tentara Filipina Tak Bisa Tangani Abu Sayyaf, Pangkostrad Pede TNI Mampu
(TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO) -
Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jendral TNI Edy Rahmayadi memakai topi loreng usai memimpin apel kesiap siagaan sejumlah Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Yonif 613 Raja Alam, Kota Tarakan Sabtu (2/4/2016) pagi.
"Ini pemerintah Filipina bagaimana sih? Masa teroris saja nggak bisa diberantas. Mentang-mentang yang disandera itu warga Indonesia. Ini malah nggak mau ambil risiko menolong... Payahlah kau Filipina..."
Steven Chow meneruskan, "Kalau tidak mampu, ya biarkan saja TNI dari Indonesia yang hancurin semua.. biar jadi abu tuh teroris..."
Pemilik akun Wawan Birang mengatakan harapan senada. "Basmi saja kelompok Abu Sayyaf, sampai ke akar-akarnya..."
Dukungan kepada TNI disampaikan jug pemilik akun Supriyono Yono. "Siapkan pasukan kusus ,,,, Rakyat mendoakan dengan pulang selamat semua," tulis dia.
Kemudian Nippon Jocko, "Kerahkan Kopassus pak...."
BACA JUGA: BREAKING NEWS -- 10 WNI Dijaga Ketat di Kediaman Pemimpin Abu Sayyaf, Jim Dragon
(IBTimes) - Gerilyawan Abu Sayyaf
"Bersama Rakyat TNI Kuat.. Majuu! Terus TNI, Pantang Mundurr.. MERDEKAAA!!!!" seru pemilik akun Aji Empattujuhsatu.
August Setiawan, menulis, "Semangat TNI. kami selalu mendoakan kalian untuk membebaskan saudara kita. TNI HARGA MATI"
Kemudian Setiadi Jaya, "Ayo TNI maju trus INDONESIA HARGA MATI ... Ini saat buktikan kpda Dunia bahwa INDONESIA Punya kekuatan MILITER yang BerJaya... Maju trus TNI doa kami untuk semua..."
Meski banyak yang mendesak TNI bergerak cepat untuk membebaskan 10 orang WNI awak kapal tunda (Tugboat) pengangkat batu-bara dari Kalimantan Selatan menuju Filipina, sebagian netizen tidak menginginkan konfrontasi menggunakan alat perang.
BACA JUGA: Kopassus Siap ke Pulau Jolo
(Daily Mail/Reuters) - Anggota TNI yang tergabung dalam pasukan Kopassus saat melakukan latihan kontra-terorisme bersama dengan SAS Australia. Kopassus terkenal dengan latihan-latihan keras.
Toton Langgara misalnya, mengatakan, sebaiknya cara dipolasi lebih didahulukan.
"Sebaiknya biarkan proses negosiasi saja yg diutamakan. Dan bila diambil tindakan militer, biarkan saja militer Filipina yg melakukannya, militer Indonesia cukup cari teroris yang ada di negeri kita sendiri."
Sebagian lagi, mengingatkan TNI agar terlebih dahulu menuntaskan perburuan kelompok teroris Santoso di Sulawesi Tengah.
Pernyataan ini antara lain dikemukakan Effendi Alamri.
"Mohon maaf komandan. Santoso di Poso aja dituntaskan dulu. Sudah berapa bulan belum ada hasil," kata dia.
BACA JUGA: Pembajak Tugboat Brahma 12 adalah Kakak Beradik
Pemilik akaun Méñjåriñg Mätáhåri Têrbít menimpali. "Ngatasi santoso aja gak becus, malah mau nangani kasus di luar negara."
Lalu Awill Sibayi Tua Filipina mengaakan, "tidak membutuhkan bantuan dari negara manapun... Termasuk indonesia..!!!!!"
Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat Letnan Jendral TNI Edy Rahmayadi mengungkapkan, TNI siap bila negara melibatkannya dalam penanganan gerakan pembrontakan Abu Sayyaf yang menawan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) di Filipina.
Demikian dia ungkapkan kepada sejumlah media usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di lapangan terbuka Yonif 613/Raja Alam Kota Tarakan, Sabtu (2/4/2016).
“Yang penting saya siap. Tugas saya adalah kesiapan, begitu,” ujar Pangkostrad Edy.
Ketika ditanyakan mengenai penaklukan gerombolan separatis Abu Sayyaf Filippina, Pangkostrad memiliki rasa percaya diri (pede) yang tinggi, akan mampu menuntaskan gerakan perompak tersebut.
Bajak Dua Kapal Tunda Pengangkut Batu Bara
BACA JUGA : Inilah Kronologi Penyanderaan 10 WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf
Sebelumnya diberitakan www.TribunKaltim.co, sepuluh WNI ditawan kelompok teroris Abu Sayyaf. Mereka bagian dari 24 warga negara asing yang disandera di Provinsi Sulu, Filipina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui keterangannya, Selasa (29/3/2016), menjelaskan telah terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, pada 26 Maret lalu. Pelakunya kelompok Abu Sayyaf Filipina.
Kapal tunda mengangkut 7.000 ton batubara. 10 orak awak dua kapal tersebut berkewarganegaraan Indonesia.
Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.
"Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf," demikian isi keterangan tertulis Kemlu kepada www.TribunKaltim.co.
Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan saat ini sudah di tangan otoritas Filipina.
Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak.
Sepuluh tawanan asal Indonesia diidentifikasi sebagai Peter Tonsen Barahama, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Reynaldi dan Wendi Raknadian.
Diperkirakan para korban penculikan sekarang berada di Sulu atau Basilan.
Hingga kini masih ada 24 sandera kelompok Abu Sayyaf yang masih menunggu pembebasan kala uang tebusan diberikan kepada gerilyawan yang berbasis di Kepulauan Sulu.
Mereka yang masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, adalah Ewold Horn (Belanda), sepupu Hajan Perong dan Bani Yosua (Filipina-pedagang ikan Tawi-tawi), Toshio Ito (pemburu harta karun Jepang), Tan Yahong Lim (Cina), Dennis Cabadunga (Filipina pengusaha), John Ridsdel (Kanada), Robert Hall (Kanada), darismk Sekkingstand (Norwegia), Marites Flor (Filipina), Rolando del Torchio (Italia), Antonio Tan dan cucu Ray (pengusaha Filipina-Cina), dan Ronnie Bancale (Filipina pedagang Ikan). (*)