Pendidikan

Biarkan Bermain, Jangan Paksa Anak TK dan PAUD Pelajari Materi Sekolah

Oleh karena itu, Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD diminta untuk tidak memberikan materi-materi yang terlalu berat.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ALIDONA
Ilustrasi - Murid-murid PAUD dan TK se-Balikpapan Selatan mengikuti lomba menggambar dalam lomba kreativitas dan seni di Rumah Pintar, Sepinggan Raya, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (15/3/2015). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Masa pra sekolah adalah waktu bagi anak-anak untuk bermain dan bergembira sepuas-puasnya.

Oleh karena itu, Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD diminta untuk tidak memberikan materi-materi yang terlalu berat bagi anak-anak tersebut.

Selama berada di TK atau PAUD kata Ketua pengurus dewan daerah Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Kaltara dalam Konferensi Daerah XII GOPTKI Kaltara Tahun 2016 di Gedung Wanita Jalan Agathis, Tanjung Selor, Senin (23/5/2016), anak-anak harus bisa nyaman dan bergembira.

“Masa itu, anak harus gembira. Jangan diberikan pelajaran yang berat-berat, anak-anak harus selalu gembira,” katanya.

Baca: Tingkatkan Minat Baca, Perpustakaan Daerah Gandeng Murid PAUD dan TK

Paradigma lulusan TK sudah harus bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung), menurutnya sudah tidak berlaku lagi. Namun untuk memperkenalkan konsep-konsep calistung pada anak-anak, menurutnya sah-sah saja. Kemampuan calistung kata dia, akan dipelajari anak di bangku sekolah dasar (SD) nantinya.

“Kalau di Kaltara memang sudah nggak ada lagi. Karena guru-guru TK dan PAUD ini sudah kita latih,” katanya.

Saat ini kata dia, ada sekitar 200-an TK dan PAUD yang tersebar di seluruh Kaltara. Sesuai aturan kata dia, guru-guru TK dan PAUD harus mengantongi minimal ijazah Sarjana (S-1).

Baca: Sekolah PAUD Terlalu Banyak, Disdik Akan Evaluasi Tempat dan Kualitas Guru

Memang menurutnya, belum seluruh guru TK dan PAUD tadi sudah S-1. Upaya-upaya yang dilakukan kata dia, menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk memfasilitasi pendidikan guru-guru untuk memperoleh ijazah S-1 tersebut.

“Sekitar 10 persen memang masih SMA,” katanya. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved