Setelah Gajah Mati Kini Beruang Madu Kelaparan, 21.679 Orang Desak Ridwan Kamil Selamatkan KBB
Beruang madu ini terlihat sangat kelaparan, hingga kotoran yang baru saja ia keluarkan langsung dilahap seketika
TRIBUNKALTIM.CO -- Kebun binatang seharusnya mampu menjadi sarana rekreasi dan pendidikan, serta menjadi wadah yang kondusif dalam riset, penelitian, dan konservasi alam, khususnya hewan.
Namun, fungsi-fungsi tersebut tidak dipenuhi Kebun Binatang Bandung (KBB).
Kebun Binatang Bandung tidak mampu menyediakan sarana dan prasarana yang baik bagi hewan maupun bagi pengunjung.
Beberapa binatang terlihat tidak terurus dan kurus, kandang-kandang kotor, berkarat, dan bolong atapnya, sampah berserakan, tidak ada sarana bagi kaum difabel, tidak ada larangan memberi makan pada hewan, sampai pada kurangnya fasilitas belajar bagi pengunjung.
Deskripsi di atas merupakan isi petisi berjudul "Selamatkan Kebun Binatang Bandung!". Petisi ini dibuat oleh SaveBandungZoo Project dan diterbitkan di laman change.org.
Hingga Rabu (25/5/2016) siang, sudah 21.679 orang yang ikut menandatangani petisi ini.
Perlu 3.321 dukungan lagi untuk mencapai 25.000, yang selanjutnya akan dikirim kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari.
Isi petisi tersebut menjelaskan bahwa Kebun Binatang Bandung harus segera diperbaiki sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan hidup.
"Kita harus berani melakukan aksi nyata ketika banyak orang hanya berdiam. Perlu diingat, kondisi kelayakan Kebun Binatang Bandung bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat juga.
Saatnya kita bersuara, saatnya kita melakukan perubahan terhadap Kebun Binatang Bandung agar menjadi tempat yang lebih layak.
Melalui petisi ini, kita bersama-sama akan mendorong pemerintah kota dan pemilik Kebun Binatang Bandung untuk lebih memperhatikan kondisi Kebun Binatang Bandung agar segera diperbaiki. Mari bersama-sama membenahi Kebun Binatang Bandung menjadi lebih baik!".
Kebun Binatang Bandung (KBB) saat ini memang tengah menjadi sorotan.
Dua pekan lalu, seekor gajah Sumatera bernama Yani, ditemukan mati pada Rabu, 11 Mei 2016, pukul 18.36 WIB.
Yani, satwa koleksi Kebun Binatang Bandung, sudah sepekan tergeletak di tenda terpal biru di belakang kandang tiga gajah lain.
Ia akhirnya mati setelah mendapat penanganan dari tim dokter hewan gabungan Pemerintah Kota Bandung, BKSDA, Taman Safari, dan Rumah Sakit Hewan Cikole, Rabu sore.
Yani mati karena terlambat mendapatkan perawatan dokter.
Yani, gajah sakit yang menunggu ajal di Kebun Binatang Bandung, Jalan Taman Sari, Selasa (10/5/2016). Yani dibiarkan tergeletak di bawah terpal tanpa mendapat penanganan serius dari pihak pengelola. (FOTO: KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)
Setelah kejadian itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat memberi teguran keras kepada Yayasan Margasatwa Tamansari, selaku pengelola Kebun Binatang Bandung.
BBKSDA bahkan mengancam akan mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang Bandung bila nanti diketahui Yayasan Margasatwa Tamansari sudah tidak mampu lagi merawat satwa-satwa koleksi.
Tidak hanya itu, beberapa hari lalu sebuah video yang diunggah oleh Yayasan Scorpio Indonesia ke situs berbagi video Youtube, memperlihatkan bagaimana beruang madu (Helarctos malayanus) di Kebun Binatang Bandung memakan kotorannya sendiri.
Beruang madu yang merupakan spesies beruang terkecil di dunia ini terlihat sangat kelaparan, hingga kotoran yang baru saja ia keluarkan langsung dilahap seketika.
Selain itu tubuh satwa langka, endemik di Pulau Kalimantan ini terlihat sangat kurus, kelaparan, dan tidak terurus.
Lihat videonya di sini:
Terdapat dua video serupa menayangkan buruknya fasilitas kebun binatang yang didapatkan hewan ini.
Penghuni kebun binatang ini ditelantarkan begitu saja oleh pihak pengelola dalam kondisi kelaparan.
Bahkan beberapa beruang yang ada dalam kandang tersebut terlihat mengemis-ngemis kepada pengunjung yang datang ke kebun binatang meminta makanan.
Hewan-hewan itu berdiri sembari mengangkat kedua tangannya agar para pengunjung memberikan makanan.
Para pengunjung terlihat melemparkan makanan ringan ke arah beruang dan langsung dilahap oleh para beruang yang kelaparan. (*)
