Penutupan Lokalisasi
Pemerintah Tutup Lokalisasi, Penghuni Kebingungan untuk Memberi Makan Anak-anak
Dia mengaku belum pernah ada sosialisasi dari pemerintah, baik Pemprov Kaltim maupun Pemkab Kukar terkait penutupan lokalisasi serentak 1 Juni 2016
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Amalia Husnul A
"Kami sudah bilang sama Camat, kalau toh memang tidak ada solusi dari pemerintah, kami warga di sini niatnya mau jebol kampung. Terserah pemerintah mau membeli rumah-rumah kita di sini dengan tanahnya, yang penting kita ini tidak dirugikan. Kita mau jual semua kalau tidak usaha lagi di sini," katanya.
BACA JUGA: Lokalisasi Disulap Jadi Pesantren, Menteri Khofifah Minta Masyarakat Ikut Andil
Lokalisasi yang berjarak 36 km dari Tenggarong itu, Rabu kemarin tampak lengang. Beberapa wisma tertutup rapat. Satu dari 4 wisma yang terbakar mulai dibangun dengan konstruksi beton.
Lokalisasi yang berada di Dusun Beringin Jaya, Purwajaya, Loa Janan ini terdiri dari deretan rumah-rumah di kanan-kiri gang sepanjang 600 meter.
Satu-dua orang perempuan berpakaian ketat dan seksi duduk santai di teras rumah dan depan warung. Namun aktivitas lokalisasi pada siang hari kemarin sepi.
Pengunjung yang datang harus melewati pos penjagaan sekuriti. Seorang sekuriti mengatakan, lokalisasi ini dibuka mulai pukul 08.00 hingga pukul 24.00.
BACA JUGA: FOTO - Suasana di Lokalisasi, Menunggu Kedatangan Menteri Sosial
Rani (41), nama samaran mendambakan punya warung untuk masa depannya. Penghuni wisma Palm Indah di Lokalisasi KM 10 Loa Janan itu ingin terus bertahan di Kukar.
Ia mendukung program pemerintah jika lokalisasi tempatnya bekerja harus ditutup. Perempuan asal Jember, Jawa Timur ini menjadi penghuni lokalisasi KM 10 sejak 2 tahun silam.
Pasca ditinggal suaminya, ia harus menafkahi kedua orang anaknya di kampung halaman.
Kondisi ekonomi yang terus terpuruk membuatnya nekat datang ke Kukar. Ia pun ditawari menjadi PSK.
"Dulu saya buka warung di kampung daerah asal saya," tuturnya.
BACA JUGA: Dua Istilah Ini yang Kerap Dipakai untuk Berkomunikasi dengan Pelanggan Lokalisasi
Ia mengaku waswas dengan rencana penutupan lokalisasi KM 10. Ia menghendaki pemerintah memberikan solusi terbaik bagi dirinya dan para penghuni lainnya.
Sementara itu belakangan ini lokalisasi KM 10 berangsur sepi seiring banyak perusahaan tambang batubara tutup. "Sekarang sepi, tak seperti dulu," tuturnya.