Gejolak Politik Turki

Saat Berkuasa, Presiden Erdogan Blokir Medsos Namun lewat Medsos Ia Menyelamatkan Kekuasaannya

Tetapi, Sabtu (16/7/2016), media sosial yang digunakan berhasil menyelamatkan pemerintahannya dari kudeta militer yang berujung kegagalan.

Editor: Amalia Husnul A
Time.com
Presiden Recep Tayyip Erdogan 

TRIBUNKALTIM.CO, TURKI - Presiden Turki selama bertaahun-tahun telah menutup alias mensensor akses internet di negaranya.

Tetapi, Sabtu (16/7/2016), media sosial yang digunakan berhasil menyelamatkan pemerintahannya dari kudeta militer yang berujung kegagalan. 

Ketika upaya kudeta militer yang ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tengah berlangsung, Erdogan melakukan wawancara melalui smartphone menggunakan aplikasi FaceTime yang disiarkan langsung oleh kantor berita CNN Turki

Ketika para militer pro-kudeta menginginkan menemukan keberadaan pemimpin Turki yang diketahui tengah berlibur di sebuah resor Aegean. 


Presiden Recep Tayyip Erdogan menggunakan aplikasi FaceTime untuk wawancara dengan CNN Turki saat kudeta militer berlangsung. (Vox.com)

Erdogan mengatasi hubungan jarak jauh dan tempat yang terisolasi menggunakan aplikasi panggilan video FaceTime untuk menyampaikan pesan kepada para pendukungnya.

Ketika penyiar CNN mengangkat telepon pada layar kamera, terlihat Erdogan mendesak para pendukungnya untuk melawan kudeta dengan turun ke jalan-jalan.

"Pergi ke jalan-jalan dan berikan jawaban mereka (militer pro kudeta) jawaban mereka," ujarnya.

Segera setelah CNN Turki menyiarkan wawancara via iPhone. Sontak membuat para pendukung presiden Turki berduyun-duyun turun ke jalan-jalan. 

BACA JUGA: Erdogan: Pengkhianat Diganjar Hukuman Berat

Seluruh kota di Turki dipenuhi para simpatisan pendukung pro-presiden. Mereka menghadapi para tentara dan juga merekam secara langsung kejadian yang berlangsung menggunakan sosial media Facebook dan Twitter.

Lewat media sosial, pro-presiden menggambarkan situasi kudeta secara langsung. Bagaimanapun sosial media telah berperan penting dan sangat besar bagi Erdogan dan para loyalisnya dalam menumbangkan kudeta militer.

Dilansir melalui Vocativ, Minggu, (17/7/16), tagar-tagar yang digunakan pun bermunculan mencela kudeta yang terjadi seperti #DarbeyeHayir yang artinya tidak ada kudeta

Banyak para simpatisan yang menuliskan tagar tersebut melalui twitter dan mulai menjadi trending topic selama tiga jam setelah siaran langsung mengenai kudeta tampil di televisi.

Peran media sosial bergerak dengan cepat dan memuncak setelah Erdogan tiba di Bandara Ataturk, Istanbul.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved