Berita Pemkab Penajam Paser Utara
Pengembangan Biogas Kotoran Sapi Bernilai Ganda bagi Masyarakat
Kami sudah lakukan pemanfaatan limbah kotoran sapi ini untuk energi biogas sejak 2006 lalu, dan terus kami kembangkan hingga saat ini diempat
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Guna mengoptimalkan pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), terus mengembangkan energi alternatif biogas dari limbah kotoran sapi. Hasilnya sangat dirasakan, khususnya bagi kebutuhan rumah tangga.
“Kami sudah lakukan pemanfaatan limbah kotoran sapi ini untuk energi biogas sejak 2006 lalu, dan terus kami kembangkan hingga saat ini diempat kecamatan di PPU, ” kata Kepala Bidang (Kabid) Pertenakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten PPU, Arief Murdiyatno di ruang kerjanya, Rabu, (20/7/2016) kemarin.
Untuk mengembangkan energi alternatif biogas dari limbah kotoran sapi tersebut, Distanak Kabupaten PPU telah memasang sedikitnya lebih dari 100 unit alat untuk pemanfaatan biogas di empat kecamatan yang merupakan bantuan dan kerja sama baik dari dinas pertanian, Pertambangan, Dinas kehutanan dan pekebunan maupun bantuan Provinsi Kaltim.
baca juga
Dijelaskan Arief, pada umumnya peternak selama ini hanya menangani limbah secara sederhana atau membuat kotoran ternak sebagai kompos dengan cara penebaran langsung kotoran ternak di perkebunan mereka.
Sementara jika melalui pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas tersebut, dapat memberikan nilai tambah dan keuntungan ganda.
Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi seperti listrik, kompor gas dan sebagainya dalam rumah tangga.
Sementara untuk limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan akan digunakan sebagai pupuk organik.
“Idealnya peternak sapi dengan jumlah 3 sampai 5 ekor sudah dapat mengelola kotorannya menjadi biogas ini. Bahkan dari pernyataan yang disampaikan oleh pengelola, dengan jumlah tersebut, energi yang dihasilkan terkadang melebihi dari pemakaian yang ada. Sehingga dalam waktu-waktu tertentu akan dibuang agar tidak melebihi kapasitas tabung yang ada, “ jelasnya.
baca juga
Untuk itu lanjutnya, pihaknya juga akan menyediakan semacam tabung yang akan digunakan untuk menampung gas yang berlebihan tersebut.
“Nantinya tabung-tabung yang ada juga dapat di jual sebagai penghasilan tambahan bagi masyarakat, “ujarnya.
Pada 2016 ini, lanjutnya, Distanak akan memasang kembali 25 unit alat pemanfaatan biogas dari limbah kotoran sapi untuk masyarakat di Kecamatan Babulu dan Sepaku yang merupakan bantuan dari pemerintah provinsi Kaltim.
Menurutnya, limbah kotoran sapi tersebut juga dimanfaatkan untuk mengganti minyak tanah dan gas untuk keperluan memasak masyarakat setempat.
Selain itu penggunaan biogas itu sejalan dengan imbauan pemerintah terkait gerakan penghematan energi sehingga harus didukung dan terus dikembangkan.
Selain itu, Distanak Kabupaten PPU juga berkeinginan memanfaatkan air kencing sapi sebagai obat pengendali hama tanaman.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten PPU juga berencana menjadikan wilayah Trunen, Kecamatan Sepaku sebagai sentral peternakan sapi di daerah setempat. (humas6/advertorial)
***