Pengemudi Angkutan di Bawah Umur
Warga Ngeri dengan Kelakuan Sopir yang Ugal-ugalan, tapi tak Punya Pilihan Moda Transportasi Lainnya
Walaupun demikian, penumpang mengaku masih membutuhkan moda transportasi massa itu untuk menjangkau lokasi yang dikehendaki.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga, Muhammad Fachri Ramadhani, dan Rudy Firmanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Fenomena mengenai sopir angkutan kota (angkot) di bawah umur yang biasanya menjadi sopir cabutan (kadang diistilahkan sopir tembak) ternyata bukan isapan jempol.
Sejumlah penumpang di Samarinda mengaku pernah dibawa oleh sopir yang terlihat di kisaran usia remaja.
Kendati demikian, penumpang mengaku perilaku sopir angkot yang ugal-ugalan dan tidak tertib dalam mengendarai kendaraannya, dirasa sama saja dengan yang muda hingga yang tua.
Walaupun demikian, penumpang mengaku masih membutuhkan moda transportasi massa itu untuk menjangkau lokasi yang dikehendaki.
Fadillah (25) warga jalan dr Sutomo, Samarinda ini mengaku, beberapa bulan silam dirinya sempat menggunakan jasa angkot dengan tujuan jalan Cendrawasih.
BACA JUGA: Juara di Ajang Olimpiade Rio 2016, Ini Harga Medali Emas Jika Diuangkan
Saat itu dirinya melihat sopir angkot yang digunakannya terlihat sangat muda, dan dirinya memperkirakan sopir tersebut berusia diantara 18-20 tahun.
"Biasanya memang saya sering dapat sopir angkot yang sudah tua, namun beberapa bulan lalu saya naik angkot yang sopirnya seperti anak-anak, usia remaja. Tapi saya tidak tanya langsung berapa usianya saat itu," ungkapnya kepada wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga, Sabtu (30/7/2016).
Dari pengamalamannya, perilaku beberapa sopir angkot memang ugal-ugalan, dan kerap tidak taati rambu lalu lintas, seperti berhenti di tempat yang dilarang, dan kerap menerobos lampu merah.
Kendati demikian, hal itu tidak membuat dirinya kapok dengan ulah sopir seperti itu.
"Mau bagaimana lagi, kalau tidak gunakan angkot, saya bisa terlambat kerja, terlebih ongkosnya cukup terjangkau. Kebanyakan memang mereka suka menyalip mendadak, dan tidak pakai lampu sein kalau mau belok atau berhenti. Was-was juga, tapi selama ini belum pernah kejadian kecelakaan saat gunakan angkot. Tidak berani juga negur, takutnya malah saya yang dimarahi," tambahnya.
BACA JUGA: BREAKING NEWS -- Tagih Janji Bonus, 300 Atlet Demo ke Kantor DPRD Kaltim
Sementara itu, Santi (30) salah satu pengendara kendaraan pribadi mengaku cukup dibuat kesal dengan ulah sopir angkot.
Pasalnya dirinya pernah beberapa kali dibuat terkejut dengan ulah sopir angkot yang kerap berhenti mendadak tanpa menyalakan lampu peringatan.
"Seharusnya kan kalau hendak menepi harus gunakan lampu sein, tapi kalau angkot sering sekali tiba-tiba langsung menepi untuk angkut penumpang, tapi banyak juga yang nyalakan lampu sein dulu," ungkapnya.
Hal itulah yang membuat Santi selalu menghindari berada di belakang angkot, dan lebih memilih untuk mendahului angkot tersebut.
"Lebih baik saya salip angkot itu, dari pada saya tabrak dia atau saya yang malah ditabrak sama pengendara lain dibelakang," katanya.