Berita Eksklusif

Cuaca di Langit Kalimantan Sangat Ekstrem, Puing Heli Ini Sekarang jadi Lokasi Ziarah

Penerbang yang bertugas ke daerah itu pun, semacam terpanggil singgah dan ziarah ke lokasi kecelakaan yang terjadi Sabtu, 9 November 2013.

TRIBUN KALTIM/DOMU D AMBARITA
Helikopter Mi-17 Milik TNI AD yang jatuh di dekat pos pengamanan perbatasan Long Bulan, Kecamatan Bahauhulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada 2013 lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Musibah jatuhnya Helikopter Mi-17 Milik TNI Angkatan Darat yang menewaskan 13 orang, anggota TNI maupun warga sipil, masih menjadi kenangan.

Lokasi jatuhnya heli, sekitar 200 meter dari pos pengamanan perbatasan Long Bulan, Kecamatan Bahauhulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sering dikunjungi perwira dan anggota TNI.

Penerbang yang bertugas ke daerah itu pun, semacam terpanggil singgah dan ziarah ke lokasi kecelakaan yang terjadi Sabtu, 9 November 2013.

Hal ini dikemukakan Kapten Pilot Letnan Satu Coprs Penerbang (Cpn) Yohanes Syaputra, penerbang pesawat Bell 412 EP (Enchanced Performance) yang kini rutin melayani pengiriman atau pendorongan logistik (dorlog) kepada prajurit TNI yang menjaga perbatasan Indonesia - Malaysia.

Baca: Terpencil dan Terbelakang, Pangdam Janji Sampaikan Keluhan Warga Perbatasan ke Pemerintah

"Saya pernah melihat lokasi jatuhnya heli di Long Bulan, yang tadi kita terbangi. Saya turut berduka dan berdoa terhadap rekan-rekan kami yang gugur," ujar Yohanes.

Walaupun pesawat pernah mengalami kecelakaan, kata dia, hal itu tidak menciutkan nyali dalam bertugas.

"Helikopter kita pernah jatuh, tapi sama sekali itu tidak mengecilkan hati, dan tidak membuat takut kru-kru kami. Karena jiwa kami lebih terpanggil untuk dorlog ke rekan-rekan di perbatasan untuk mengantarkan makanan kepada petugas," katanya.

Lulusan Sekolah Penerbang TNI AD tahun 2009 ini akan menjadikan insiden tersebut sebagai bahan pelajaran agar tidak muncul lagi masalah serupa di kemudian hari.

Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing melakukan kunjungan ke delapan pos perbatasan RI - Malaysia, pekan lalu.

Ia didampingi Asisten Operasional Kodam Kolonel Infantri Andi Gunawan, Komandan Brigade Infanteri 24/Bulungan Cakti Kolonel Infantri Aditya Nindra Pasha, Kasmin Kodam Mayor Mahmud.

Baca: Kisah Unik dari Perbatasan Indonesia, Ayam pun Naik Helikopter

Rombongan dan dua wartawan, termasuk Tribun Kaltim menginap di pos Long Bulan.

Usai patroli patok/tugu perbatsan, sektiar 700 meter dari pos Long Bulan, ke tengah hutan, Pangdam menyempatkan waktu berkunjung ke lokasi heli jatuh.

Dia pun meminpin doa di lokasi heli naas itu.

"Saya mengunjungi lokasi heli jatuh, supaya tahu letak dan kondisinya. Sehingga kalau ditanya orang lain, saya bisa menceritakan, semacam referensilah," kata Johny.

Adapun mengenai penyebab kejadian, katanya, ketika heli jatuh, sudah dibentuk tim, sehingga tidak perlu disampaikan.Johny pun sempat menyaksikan rekaman video menunjukkan detik-detik heli tersebut jatuh. Ia menyaksikan rekaman yang didapatkan Komandan Pos, Letda Rizal.Pangdam sendiri berkali-kali mengingatkan rombongan agar sigap bergerak mengingat perjalanan sangat tergantung pada cuaca.

Setiap kali hendak berpisah dengan prajurit atau warga yang baru dikunjungi, ia selalu mengatakan faktor cuaca menjadi hal yang perlu diingat.

"Kami akan berangkat cepat-cepat, karena faktor cuaca. Sebab kami tidak bisa memaksakan, semua tergantung cuaca," katanya saat berpisah dengan Camat Bahau Hulu dari Kampung/Desa Apauping.

Baca: Wow, Kabupaten Ini Bakal Diperkuat dengan 32 Helikopter!

Cuaca Ekstrem

Pilot Yohanes Syaputra telah bertugas menerbangkan pesawat selama enam tahun. Selama itu, ia antara lain bertugas di Pulau Jawa, Papua dan Kalimantan.

Selama dua bulan terakhir, ia dan kru terbang melayani pengiriman logistik kebutuhan pokok prajurit pengjaga perbatasan Indonesia - Malaysia.

"Selama saya di perbatasan sudah sejak 2010, mendukung tugas pokok di perbatasan-perbatsan. Cuaca perbatasan paling ekstrem salah satunya di Kalimantan Utara," ujar Yohanes di tengah tugas menerbangkan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing ke sejumlah titik di perbatasan, pekan lalu.

Menurut Yohanes, lulusan Sekolah Penerbang TNI AD tahun 2009, medan penerbangan dan cuaca angkasa Kalimantan sangat berbeda dari di Pulau Jawa.

"Di Kalimantan cenderung, saya katakan, agak sulit karena banyak pegunungan dan lembah-lembah, sehingga ketinggian terbang lumayan cukup tinggi, rata-rata 5.000 - 6.000 feet untuk menuju pos-pos perbatasan untuk melakukan pendorongan logistik (dorlog) ke perbatasan," kata Lettu Yohanes.Kru Heli Bell 412 buatan tahun 2013 ini terdiri atas lima orang.

Kapten Pilot Letnan Satu (Lettu) Yohanes Syaputra, Copilot Letnan Dua (Letda) Agus Budi, Kepala Teknik Serka Wiwin Triyono, Teknik Serda Pendi, Kelistrikan Avionnik Pratu Rozikun.Itulah sebabnya, Yohanes mengingatkan para penerbang yang bertugas di Kalimantan agar lebih cermat meperhatikan situasi tugas.

"Hal-hal dasar yang perlu diperhatian di lokasi spot yang sulit, seperti spot Long Bulan, lokasi heli jatuh tahun 2013,kalau cuaca tidak bagus, jangan dipaksakan," katanya.

Selain faktor cuaca atau alam, ia mengingatkan perlukan kesiapan kru penerbang. Manakala ada anggota tim yang tidak siap, sebaiknya penerbangan dibatalkan atau ditunda saja.

"Kemudian kru, kalau ada yang tidak siap, misal sakit, jangan paksanakan demi keselamatan jam kerja," katanya.

Korban meninggal sebanyak 13 orang. Mereka adalah Lettu (Cpn) Agung Budiarjo (pilot, Lettu (Cpn) Rohmad (co-pilot), Kapten Wahyu Ramdan (flight engineering), Kapten Czi Sardi (anggota Denzibang Tarakan), Serka Aan Prayitno (mekanik), Desi (pembantu Pos Pamtas), Wahyu (pembantu Pos Pamtas). Kemudian Belong Lenggang (warga Desa Apauping Kecamatan Bahau Hulu, Malinau), Ling Ling (warga Apauping), Asun (Warga Apauping), Sam (warga Apauping), Ging (warga Apauping), dan Rodes (warga Apauping). Adapun korban selamat Sertu Joko Karsono (avionik), Praka Tigor M.T Siburian (mekanik), Mendan (warga Apauping), Albert (warga Apauping), Freddy (warga Apauping), dan Njuk (warga Apauping). (*)

***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved