Luncurkan Beasiswa untuk Dokter
RSUD Tarakan dan CBSC Siapkan Operasi Bedah Mikro Saraf di Kaltara
Direktur RSUD Tarakan siap memberikan beasiswa bagi warga Kaltara untuk menjadi dokter,lulusanya langsung diikat dan mengadi di Kaltara.
Penulis: Junisah |
Teknologi sudah ada dan dokter Indonesia telah mampu menguasai cara ini untuk menyembuhkan pasien penderita saraf. Bahkan sudah banyak pasien dari Cina, Hongkong, Singapura, Taiwan, Sydney, Perancis dan Jerman yang melakukan operasi di Surabaya.
Karena telah dikenal keadanalan dan jaminan kesuksesannya. Dalam acara itu, Direktur RSUD Tarakan Dr dr Wiranegara Tan mengatakan bahwa rumah sakit yang dia pimpin membutukan tambahan tenaga ahli, termasuk spesialis dokter bedah saraf, “Saya sudah ada dokter spesialis saraf, tetapi perlu spesialis bedah saraf. Harapan saya, dengan kehadiran Comprehensive Brain and Spine Center ini bisa membantu menyiapkan tenaga bedah saraf di RSUD Tarakan,” katanya.
priyo suwarno/ tribunkaltim.co
Narasumber dari Comprehensive Brain and Spine Center Surabaya berasam dokter muda dan manajemen RSUD Tarakan.
Bak gayung bersambut, dr Moh. Sofyanto, Sp.BS pun memberikan lampu hijau seluas-luasnya kerja sama antara CBSC dengan RSUD Tarakan, “Saya sudah melihat ruang OK (operasi-red) yang sangat bagus, gedung sangat bagus dan kokoh. Bahkan menurut saya ini merupakan gedung RSUD pemerintah yang terbaik yang pernah saya lihat,” kata Sofyan memberikan penilaian.
Ke depan, katanya, SBSC siap memberikan bantuang kepada RSUD Tarakan untuk menyiapkan tenaga dokter spedsialis bedah saraf, “Memang untuk melaksanakan operasi bedah saraf mikro di RSUD ini, hanya kurang satu yaitu mikroskop mikro dan kelengkapannya untuk operasi saraf,” kata Sofyan.
Dia menegaskan CBSC membuka pintu seluas-luasnya kepada dokter-dokter di RSUD Tarakan untuk iktu serta melakukan pelatihan di Surabaya, “Saya jamin gratis tidak dipungut biaya apapun,” kata Sofyanto.
Bahkan, kata dia, jika RSUD Tarakan sudah mempunyai perlengkapan mikroskop untuk bedah saraf, dia akan melaksanakan operasi di rumah sakit tersebut, “Asal ada perlengkapannya,” kata Sofyan. (*)