Defisit APBD
Setelah Digunakan untuk Bayar Utang, Belanja 2017 Sisa Rp 600 Miliar
Angka itu diambil dari hasil rekalkulasi pembiayaan yang belum terbayarkan, kebutuhan pembiayaan yang mendesak di 2016, serta sisa kas milik Pemkab.
Laporan Wartawan TribunKaltim.co, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Utang belanja kabupaten Kutai Timur dari proyek-proyek pembangunan yang dikerjakan pihak ketiga pada 2017 mendatang, diprediksi lebih dari Rp 800 miliar.
Angka itu diambil dari hasil rekalkulasi pembiayaan yang belum terbayarkan, kebutuhan pembiayaan yang mendesak di 2016, serta sisa kas milik Pemkab Kutim saat ini.
“Kita masih terus menyusun. Berapa utang pada pihak ketiga yang harus dibayarkan. Dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, sudah. Angkanya Rp 35 miliar yang minta dibayar sesuai progres. Kita masih tunggu lagi dari Dinas Pekerjaan Umum. Karena ada yang “pokoknya” harus bayar. Itu kita akan selesaikan,” ungkap Ismunandar di sela kegiatan coffee morning, Senin (26/9/2016).
BACA JUGA: Rasionalisasi Anggaran, Tenaga Honorer Ikut Dirasionalisasi
Dengan pembayaran utang tersebut, otomatis pembiayaan di 2017 akan berkurang Rp 800 miliar. Sehingga kalau APBD diperkirakan sekitar Rp 2,4 triliun, kemudian Rp 800 miliar sudah diperuntukkan membayar utang 2016, maka anggaran untuk 2017 hanya tersisi Rp 1,6 miliar.
“Pada akhirnya, belanja Pemkab Kutim hanya bisa sekitar Rp 600 miliar saja. Karena, yang Rp 1 triliun sudah diplotkan untuk pembayaran gaji PNS dan TK2D (Tenaga Kerja Kontrak Daerah). Mau tak mau, kita harus “ikat pinggang” kuat-kuat. Belanja SKPD tahun 2017 nanti kemungkinan hanya Rp 1 -10 miliar saja. Itu pun untuk yang benar-benar prioritas,” timpal Plt Sekda Kutim, Irawansyah. (*)