Opini
Hikmah Dibalik Defisit, Saatnya Menggali Pendapatan Asli
Mereka yang mengatur negeri ini. Yang terlalu berambisi membangun mimpi tetapi tanpa kendali.
BACA JUGA: Bertanding Tiga Kali Seminggu, Pelatih Ini Malah Bersyukur Jadwal Padat
Berkah yang dapat diambil adalah agar kita yang selama ini hanya mengandalkan kucuran dana transfer dalam bentuk bagi hasil, sudah saatnya memikirkan dan menggali pendapatan asli sendiri.
Namanya juga dana bagi hasil, kalau pendapatannya berhasil tentu dikasih. Begitu hasilnya nihil, apanya yang dibagi.
Dalam konteks lain, "tsunami Sri Mulyani" ini juga memberikan sebuah catatan penting bagi kita bahwa perencanaan yang matang itu sungguh menjadi hal pokok dalam kehidupan.
Dalam bukunya Seni Berperang, Sun Tzu, seorang ahli strategi terkenal dari Tiongkok mengatakan, "Kita boleh kalah dalam pertempuran, tapi harus memenangkan peperangan. Untuk bisa memenangkan perang, susunlah perencanaan yang matang, buat taktik, dan strategi. Dapatkan informasi lengkap tentang kondisi lawan".
Ya, data dan informasi yang akurat, itulah kuncinya. Bagaimana bisa membuat rencana yang matang kalau data dan informasi yang diperoleh baru setengah matang.
BACA JUGA: SOGO Tambah Lagi Dua Lantai di Pentacity Shopping Venue
Masih mending makan telor ayam setengah matang, bisa menambah gizi dan energi.
Salah satu faktor penyebab terjadinya defisit anggaran secara nasional adalah prediksi penerimaan dari sektor pajak tidak sesuai dengan kondisi riil.
Target dipatok terlalu tinggi, hasil penerimaan pajak yang masuk kas negara tergolong cekak.
Sementara pak Jokowi sudah terlanjur mengobral janji membangun sekian mega proyek yang membutuhkan anggaran tidak sedikit.
Dari jalan tol di darat hingga tol laut. Poros maritim dunia. Indonesia, yang digadang gadang akan menjadi salah satu negara penting di dunia. Siapa yang tidak bangga dengan visi pak Jokowi. Kita semua angkat topi.
Cuma sayangnya, meminjam kata-kata bung Yusril,"Mengelola negara ini jangan amatiran". Jangan besar pasak daripada tiang. Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
Sungguh krisis moneter ini menjadi pelajaran berharga. (*)
Salurkan Keluhan atas Pelayanan Umum Melalui Hotline Public Service