Opini

Hikmah Dibalik Defisit, Saatnya Menggali Pendapatan Asli

Mereka yang mengatur negeri ini. Yang terlalu berambisi membangun mimpi tetapi tanpa kendali.

Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/geafry necolsen
Ilustrasi. Pembayaran pajak di kantor Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Kekayaan (DPPKK), Kabupaten Berau. Menurut Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo sesungguhnya dibalik krisis anggaran yang berupa defisit ini, terkandung sebuah berkah. Inilah saatnya daerah memikirkan dan menggali pendapatan asli sendiri. 

Dalam beberapa hal, Pemerintah Kabupaten Berau rupanya masih bisa bernapas. Kondisinya tidak separah daerah tetangga.

Alokasi Dana Desa dari APBD yang saat ini sedang dalam proses pencairan tahap kedua, masih aman dan terkendali. Pada saat semua Kepala SKPD sedang galau, Kepala Kampung masih bisa tersenyum.

Sementara di Balikpapan, langkah yang diambil walikota Rizal Effendi terbilang luar biasa. Pak Walikota habis-habisan mengadakan penghematan. Katanya, mulai sekarang tidak lagi makan dan minum.

BACA JUGA:Jumiati Pindah ke Rumah Bekas Guru, Berjarak Dua Kilometer dari Gubuknya

Tak ada lagi honor menghonor. Tak ada lagi perjalanan dinas di kegiatan. Bahkan tidak ada lagi BBM untuk kendaraan dinas pejabat, termasuk mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota.

Setelah sekian lama merasakan senang, maka tibalah saatnya masa sulit. Dunia memang seperti ini. Ada kalanya tertawa dan ceria, ada masanya sedih dan berduka.

Jika dunia ini hanya diciptakan dengan malam saja, tidak ada siangnya atau sebaliknya, tentu tidak akan ada kehidupan.

Meski hukum alam sudah mengatur demikian, tapi nasib manusia tetap tergantung dari perilakunya.

Jika kita menanam padi tidaklah mungkin tumbuh ilalang. Jika kita menabur angin berarti menuai badai, begitu kata orang cerdik pandai.

BACA JUGA:Catat! Inilah Daftar Pekerjaan yang Dituntut Memiliki Keahlian Lebih di Masa Depan

Fenomena pemangkasan anggaran APBN yang sekarang menjadi momok bagi semua Kepala Daerah, tidaklah terjadi secara tiba tiba tanpa ada sebab. Karena ulah manusia juga.

Mereka yang mengatur negeri ini. Yang terlalu berambisi membangun mimpi tetapi tanpa kendali. Ambisi itu bagus, karena sifat ini bisa memompa semangat dan motivasi untuk memajukan diri.

Tapi terlalu ambisius juga bisa membuat celaka. Lebih celaka lagi kalau akibat ulah kita orang lain juga ikut celaka. Ini namanya celaka tiga belas. Angka yang berkonotasi negatif karena berkaitan dengan kesialan.

Bagi kita yang mampu merenung, dalam setiap musibah selalu terkandung hikmah.

Seperti yang ditulis pak Wakil Bupati Berau,Agus Tantomo, sesungguhnya dibalik krisis anggaran yang berupa defisit ini, terkandung sebuah berkah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 

Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

 

Merdeka, tapi Masih Antre Beras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved