Ledakan Bom di Samarinda
Ketum PP Muhammadiyah Sebut Pengeboman Rumah Ibadah Tak Bisa Ditoleransi
Apapun motif dan tujuannya, kata Haedar, kekerasan dan teror demikian tak dapat dibenarkan. Haedar juga berharap kasus ini bisa diusut tuntas.
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyayangkan terjadinya pengeboman Gereja Oikumene di Loa Janan Ilir, Samarinda.
Haedar mengucapkan kekecewaannya atas peristiwa tersebut dihadapan ribuan anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang mengikuti Muktamar ke 20, di Convention Hall Sempaja, Samarinda, Senin (14/11/2016).
Baca: Soal Bom di Samarinda, Kapolda : Masalah Teroris Masalah Seluruh Dunia
"Tentu kita sangat menyesalkan peristiwa pengeboman gereja di Samarinda. Islam ini agama pembawa kedamaian. Islam agama yang membangun peradaban maju dan mulia," kata Haedar.
Apapun motif dan tujuannya, kata Haedar, kekerasan dan teror demikian tak dapat dibenarkan. Haedar juga berharap kasus ini bisa diusut tuntas.
Baca: Tim Khusus Mabes Polri Turun Langsung Tuntaskan Penyelidikan Bom di Samarinda
"Atas nama apapun. Dengan tujuan apapun. Siapapun yang melakukan, itu (pengeboman rumah ibadah) adalah tindakan yang paling tidak bisa ditoleransi," tegas Haedar. (*)