Ledakan Bom di Samarinda
Pembawa Keceriaan di Rumah, Itulah Kenangan Keluarga Balita Intan Korban Ledakan Bom
Balutan Julianto Banjarnahor (29), Paman Intan mengatakan, Intan adalah anak yang ceria.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Duka yang mendalam menyelimuti keluarga Intan Olivia (2), balita yang menjadi korban ledakam bom di depan Gereja Oikumene, Kota Samarinda, Minggu (13/11/2016).
Intan menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (14/11/2016).
Balutan Julianto Banjarnahor (29), Paman Intan mengatakan, Intan adalah anak yang ceria.
"Setiap hari Intan selalu meminta susu kemasan kotak rasa coklat," katanya.
Hampir setiap hari Intan selalu bersama ibundanya. Dua minggu yang lalu Intan baru saja dari Medan untuk mengunjungi nenek dan bibinya yang meninggal lebih dulu.
Baca: VIDEO – Gadis Kecil Bernama Intan Olivia, Korban Ledakan Bom Itu Akhirnya Meninggal Dunia
Menurut Julianto dengan kejadian ini membuat keluarganya trauma dan syok. Namun, walau begitu Julianto dengan keluarga akan tetap ke Gereja.
"Tetap ke gereja, saat ini harus lebih waspada. Intan itu ceria, saat ini ceria di rumah hilang. Dia (Intan) mulai belajar ngomong," katanya.
Julianto menyebutkan saat ini dia dan keluarga masih menunggu orang tuanya atau nenek dari Intan.
"Kami tidak menyangka ada kejadian ini, kami pun berharap pelaku dihukum seberat mungkin," kata Julianto. (*)