Ledakan Bom di Samarinda

Bocah Korban Ledakan Bom Sudah Bisa Bernyanyi Bersama Ibunya

Sedangkan dua korban lainnya yakni Alvaro Aurelius (4) dan Anita Kristobel (2) mengalami luka bakar sekitar 16 persen.

TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA
Direktur RSU AW Syahranie, Rachim Dinata. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perkembangan kesehatan tiga korban ledakan bom di halaman gereja Oikumene, yang dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda, mengalami peningkatan yang signifikan.

Bahkan terdapat satu korban yang sudah bisa bernyanyi dengan keluarganya.

Tiga korban ledakan yang saat ini masih berada di ruang PICU rumah sakit milik pemprov Kaltim itu yakni Trinity Hutahaya (4) yang mengalami luka bakar sekitar 50 persen.

Sedangkan dua korban lainnya yakni Alvaro Aurelius (4) dan Anita Kristobel (2) mengalami luka bakar sekitar 16 persen.

"Perkembangan ketiganya cukup signifikan, kemarin (18/11) kami telah melakukan operasi pembersihan terhadap luka-luka mereka, dan infeksi sudah dapat teratasi," ucap Direktur RSU AW Syahranie, dr Rachim Dinata, Sabtu (19/11/2016).

(Baca juga: Tujuh Tersangka Teror Bom Gereja Oikumene Diberangkatkan ke Jakarta)

Lanjut dia menjelaskan, perkembangan yang cukup baik itu pun membuat pihaknya semakin terpacu untuk memberikan pelayanan yang terbait, agar semua korban dapat segera pulih.

"Dari pantauan kami, mereka sudah dapat berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Bahkan kemarin (18/11) Alvaro sudah bernyanyi bersama ibunya, ini merupakan salah satu perkembangan yang baik," ungkapanya.

Khusus untuk Alvaro dan Anita, pihaknya akan menunggu hingga hari Senin (21/11/2016). Jika memang memungkinkan untuk dipindahkan ke ruangan perawatan, akan dilakukan.

Dan jika belum, maka tahap penyembuhan akan terus di lakukan di ruang PICU.

"Kalau sudah baik, akan kami pindahkan ke ruangan, kita tunggu hingga Senin atau Selasa, kita pantau terus perkembangan mereka," tuturnya.

Sementara itu, korban yang mengalami luka cukup berat, yakni Trinity akan dilihat perkembangannya hingga hari ke 10.

Setelah itu baru akan diambil tindakan lainnya untuk proses penyembuhan bocah berusia empat tahun itu.

Bahkan, pihaknya juga siap untuk melakukan operasi plastik, namun masih menunggu seluruh luka mengering, dan akan memilih bagian kulit yang tidak terkena luka untuk menutup bekas luka.

"Kalau memang perlu kami lakukan, akan kami lakukan. Namun kami masih menunggu seluruh luka kering," kata dr Rachim. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved