Parenting

Waspada Orangtua, Anak yang Kecanduan Game Online Bisa Depresi

Salah satunya game online, yang mengganggu kehidupan normal dan menyebabkan stres pada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar.

Nigel Treblin/ AFP/ Getty Images
Ilustrasi 

Di AIS sendiri, lanjut dia, salah satu materi dalam SET yang disampaikan kepada siswa dan orang tua adalah mengenai kecanduan internet.

"Untuk orangtua, tujuan dari materi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana mendeteksi kecanduan internet dan peran orang tua dalam memastikan anak-anaknya menggunakan internet secara positif dan aman," kata Hall.

Untuk itu, pihaknya memberikan workshop mengenai gaming addiction kepada orangtua agar mereka dapat mengenal tanda-tanda kecanduan game dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif, baik di rumah maupun sekolah. Workshop tersebut juga diberikan pada siswa AIS di sekolah.

"Contohnya untuk siswa kelas 7. Di sini siswa diajak berkomitmen untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan beraktivitas sehat seperti olah raga, menggambar, membaca buku dan sebagainya," ujarnya.

Selain itu, sekolah juga perlu psikolog dan konselor yang bisa dihubungi oleh orang tua jika siswa memerlukan bantuan khusus.

Pada tahap kecanduan (addiction), pemain online biasanya merasa ketagihan untuk menyelesaikan suatu permainan dengan nilai tinggi secara terus menerus.

"Beberapa tanda pada anak yang kecanduan permainan online adalah menjadi gelisah dan mudah marah bila tidak bisa bermain, mengisolasi diri dari orang lain untuk bermain game, migren karena konsentrasi dan ketegangan mata. Mereka lebih tertarik membicarakan permainan online, dan banyak lagi, termasuk menghindari pertemanan secara langsung," ujarnya. (Latief)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved