Breaking News

Dari Santet hingga Air Keras, Inilah 5 Teror Mengerikan yang Pernah Diterima KPK

Banyak kalangan yang memberikan dukungan kepada KPK saat itu, termasuk dari kalangan mahasiswa.

Editor: Syaiful Syafar
Tribunnews.com
Kolase 

Juli 2015 silam, kediaman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Afief Julian Miftach mendapatkan sebuah teror.

Arief sebelumnya menemukan benda mencurigakan dirumahnya sekitar pukul 22.00 WIB saat dirinya baru pulang ke rumah.

Rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berinisial Komisaris Apip Julian Miftah di Perum Mediterania Regency Jalan Anggrek Blok A No. 160 RT 04/16, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan yang diteror bom pada Minggu (5/7) pukul 23.00.
Rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berinisial Komisaris Apip Julian Miftah di Perum Mediterania Regency Jalan Anggrek Blok A No. 160 RT 04/16, Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan yang diteror bom pada Minggu (5/7) pukul 23.00. (Warta Kota/Fitriandi Al Fajri)

Mendapat benda mencurigakan tersebut, Arief langsung menghubungi polsek Bekasi Selatan.

Benda tersebut dicurigai sebagai bom karena dilengkapi detonator dan diletakkan di depan pagar rumah.

Namun, setelah diperiksa, rangkaian tersebut ternyata hanya berisi stereofoam dan tidak memiliki daya ledak.

Afief tidak hanya sekali mendapatkan teror.

Ban mobilnya pernah ditusuk hingga bolong dan mobilnya disiram air keras.

Baca: Atas Permintaan KPK, Ketua DPR RI Setya Novanto Dicegah ke Luar Negeri

Dikutip dari Kompas.com, Komjen Budi Waseso yang pada saat itu menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri memberikan keterangan bahwa peristiwa teror tersebut akan ditelesuri.

"Kita kejar ya, siapa kira-kira yang melakukan itu," ujar Budi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Saat itu, Komjen Budi Waseso juga berharap agar kejadian teror tersebut tidak dikaitkan dengan kisruh KPK-Polri atau proses pemilihan calon KPK yang saat itu sedang berlangsung.

"Kita enggak boleh mengait-ngaitkan itu. Yang penting kita cepat bertindak. Publik jangan buat kesimpulan-kesimpulan sendiri," ujar Budi.

3. Ancaman Pembunuhan terhadap Penyidik KPK
Bulan Februari 2015 silam, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto, membenarkan informasi adanya ancaman pembunuhan terhadap sejumlah penyidik KPK yang menangani kasus dugaan korupsi Komisaris Jenderal Budi Gunawan (BG).

Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berjalan keluar seusai mengunjungi Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (4/3/2016). Usai kasus dugaan mengarahkan saksi yang menjeratnya dikesampingkan (deponering) oleh kejaksaan Agung, Bambang Widjojanto mendatangi Gedung KPK untuk bersilaturahmi dengan pimpinan jilid IV dan karyawan-karyawan KPK. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berjalan keluar seusai mengunjungi Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (4/3/2016). Usai kasus dugaan mengarahkan saksi yang menjeratnya dikesampingkan (deponering) oleh kejaksaan Agung, Bambang Widjojanto mendatangi Gedung KPK untuk bersilaturahmi dengan pimpinan jilid IV dan karyawan-karyawan KPK. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Tak hanya penyidik KPK, teror tersebut juga dialami oleh keluarga penyidik KPK.

Lancaran diancam, para penyidik saat itu batal memberikan kesaksian dalam sidang praperadilan kasus penetapan tersangka BG di PN Jakarta Selatan.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved