Arsitektur
Inilah Wujud Perpustakaan Masa Depan di Era Digital, Masih Adakah Orang yang Mencari Buku?
Perpustakaan semakin berperan untuk mengakomodasi banyak kegunaan, di antaranya untuk tempat menyimpan dan mengedarkan buku.
Hal itu bisa dilihat di Washington Heights yang baru saja direnovasi dan di Stapleton, Staten Island.

"Kami menciptakan ruangan yang menginspirasi bagi komunitas di mana mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Itu merupakan suatu hal penting," kata Honig.
Sehubungan dengan itu, saat merancang bangunan untuk masa depan, bagian yang paling penting mungkin bukanlah arsitekturalnya, melainkan bangunan itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, NYPL dan Perpustakaan Umum Brooklyn berusaha mengatasi masalah kekurangan dana dengan menjual sejumlah cabang di daerah yang bernilai jual tinggi, lalu menggantinya dengan perpustakaan yang lebih kecil.
Justin Davidson, kritikus arsitektur di New York, misalnya, menyebut perpustakaan baru di 53rd Street tersebut sebagai ruang bawah tanah yang ramping tetapi menyusut.
Menurut dia, perpustakaan itu bisa saja memiliki banyak elemen cerdas, tetapi kurang cahaya dan ruang bagi pendahulunya.
Beberapa tahun setelah penjualan perpustakaan di 53rd Street, NYPL pun mempertimbangkan penjualan lain di Mid-Manhattan, yang diharapkan akan membantu pendanaan renovasi cabang utama di Fifth Avenue.
Namun, dalam menghadapi pertentangan kuat dari masyarakat, NYPL memilih untuk merenovasinya.
Ruang yang terbuka bagi publik untuk kali pertama seharusnya merupakan ruang yang bisa menyesuaikan dengan perubahan teknologi di masa depan, yaitu teras di atap, satu-satunya bagian yang bebas di Midtown. (Kompas.com/Erwin Hutapea)