Pungutan Sekolah Viral di Medsos
Curhat di FB Mahalnya Biaya Sekolah, Vincero Ditolak Masuk SD Negeri, Padahal sudah Daftar Ulang
Semuanya tak ada nama anak saya. Padahal, pada Sabtu sebelumnya, anak saya itu sudah dinyatakan lulus daftar ulang
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Berawal dari status Facebook milik Marwah, dunia pendidikan di Kaltim, khususnya Kota samarinda kembali dikritisi.
Selasa (18/7/2017), Tribun mengunjungi kediaman Marwah, di Jalan Gerilya, Sungai Pinang, Samarinda untuk memastikan informasi atas status Facebook Marwah tersebut.
Dalam status Facebook-nya, Marwah menyatakan bahwa, anaknya, Vincero, yang tak bisa bersekolah di SDN 016 Samarinda, akibat dirinya mengadu perihal biaya uang seragam dan buku yang dirasanya terlalu tinggi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda.
Dalam Facebooknya, Marwan menulis ia harus membayar Rp 815 ribu.
Di rumah nomor 64, Marwah bersama suaminya, David akhirnya buka-bukaan kepada Tribun.
Dalam kesempatan tersebut orangtua Vincero menjelaskan uang yang harus dibayarkan adalah Rp 830 ribu.
Jumlah tersebut dengan perincian:
- Rp 815 ribu: uang seragam+ buku+biaya pembangunan
- Rp 15 ribu: yang koperasi

Ia menuturkan, tulisan di Facebook tersebut, karena sudah bingung, dan tak menemukan solusi atas gagalnya anak lelakinya, Vincero masuk sekolah negeri.
"Senin kemarin (17/7), anak saya sudah datang ke sekolah. Berseragam merah putih. Dia datang bersama ayahnya.
Tetapi, setelah dicek, kok sama sekali tak ada nama Vincero di daftar siswa baru. Ada 4 kelas untuk kelas 1A hingga 1 D. Semuanya tak ada nama anak saya.
Padahal, pada Sabtu sebelumnya, anak saya itu sudah dinyatakan lulus daftar ulang," ujarnya.
Karena tak ada nama Vincero dalam siswa baru SDN 016 Sungai Pinang, diduga Marwah dan David disebabkan kedatangan Marwah ke Disdik beberapa waktu sebelumnya.
"Sebelumnya, pada 8 Juli lalu, kami melakukan proses daftar ulang. Saat daftar ulang ada biaya Rp 830 ribu yang dibebankan kepada ortu.
Baca: Meski Sudah PPDB Online, Banyak Orang Tua Bingung Bagaimana Daftar Ulang
Baca: Baru 68 CPNS Dipastikan Mendaftar Ulang ke BKDD Nunukan
Perihal uang seragam, buku, serta iuran pembangunan sekolah. Karena terlalu tinggi, saya sempat ngotot dengan kepsek, menanyakan mengapa demikian.
Tak hanya itu, ketika saya membayar, kok tak mendapatkan rincian pembayaran. Saya hanya dapatkan kuitansi," tutur Marwah.
Tak dapat kejelasan, saya pun bertanya ke Disdik, apakah memang demikian. Tak disangka, di Disdik dia bertemu Kepala SDN 016.
Dari situ kekhawatiran mulai muncul.
Atas dasar itu, ia menemui Kepala SDN 016 Thoyyibah. Namun, suami istri tersebut bukan mendapat sambutan hangat, justru mereka merasa disalahkan.
"Ketika bertemu Kepsek, ia langsung bilang, tahu sudah saya siapa yang melapor ke Disdik. Nah, kan saya ke Disdik hanya bertanya. Alasan Kepsek, tak memasukkan anak saya, karena dianggap terlambat.

Padahal, anak saya kan sudah daftar ulang di Sabtu kemarin. Tetapi, karena alasan bertanya ke Disdik, kok tiba-tiba anak saya tak bisa bersekolah di sana?" katanya.
Terus berdebat di sekolah, akhirnya Kepsek mengembalikan uang Rp 830 ribu. Dengan alasan, sekolah sudah memiliki peraturan dalam penerimaan siswa baru.
"Kepsek sebut, kalau tak bisa ikuti aturan sekolah, maka uang kami dikembalikan. Jadinya, anak saya tak bisa sekolah akibat itu," ungkap Marwah.
Kepala SDN 016 Sungai Pinang Thoyyibah saat akan dikonfirmasi tak mau berkomentar.
Meski sudah dua kali ditemui di hari yang sama. Pertama, ia menyatakan tak bersedia memberi komentar, karena harus ikuti rapat bersama dewan pengawas.
Kedua, usai rapat, Thoyyibah juga langsung memilih pulang dari sekolah, tanpa memberikan kejelasan dasar menolak Vincero sebagai siswa baru, serta penetapan Rp 830 ribu untuk biaya seragam dan buku tersebut.
"Saya no comment. Semuanya sudah disampaikan ke Disdik (Samarinda)," katanya.