HUT Kemerdekaan RI
Sebelum Bertugas Pengibar Bendera Cantik ini Sempat Menangis, ini Penyebabnya
saat briefing di mess karantina, ia bersama 3 pengibar bendera dipanggil oleh pelatih secara diam-diam.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Januar Alamijaya
Anak kedua yang suka main Voli ini mengaku renyuh ketika melihat warga Balikpapan di pinggir lapangan.
Meskipun hujan mereka masih datang menonton pengibaran bendera. Ia juga masih mengingat jelas saat tangannya gemetar menerima bendera dari Walikota Balikpapan Rizal Effendi.
Amel sapaan akrabnya bertugas sebagai pembawa nampan bendera.
Baca: Kisah Polisi Pengawal Bung Karno, Tak Tahu jika Proklamasi Bakal Dibacakan
"Saya takut bendera kenapa-kenapa. Khawatir, deg-degan, campur senang dan bangga diberi kehormatan itu," katanya.
Kendati hujan mengguyur, nyatanya 39 anggota Paskibraka dan 32 anggota Pasukan 45 berhasil menunaikan tugasnya. Bendera merah putih berkibar di tiang tertinggi. Lagu Indonesia raya berhenti, seluruh tamu undangan hingga warga sekitar menurunkan tangannya dari posisi hormat.
Para Paskibraka tersebut kemudian menuju ke luar Lapangan. Sesaat sebelum meninggalkan lapangan tepuk tangan meriah dari warga sekitar yang rela hujan-hujanan membayar keberanian dan kegigihan mereka.
Mereka kemudian bergegas masuk ke dalam bus, mengingat harus kembali ke karantina secepat mungkin. Baju mereka harus segera dicuci lantaran penuh lumpur.
Tak lama terdengar suara teriakan dari dalam bus, tanda luapan kelegaan setelah berhasil melaksanakan tugas.
"Saat di bus semuanya menangis. Semua lega dan bangga. Alhamdulillah, pengibaran berjalan lancar. Meski seragam kami becek semua," bebernya.
Untuk diketahui selama 5 bulan mereka menjalani latihan keras. Setiap hari mereka dilatih fisik dan mental. Ditambah 2 minggu masa karantina.
Baca: Mengerikan, Pohon 200 Tahun Roboh saat Puluhan Orang Berkerumun di Bawahnya, Akibatnya Sungguh Fatal
Apel pagi, olahraga pagi, bersih-bersih kamar, sarapan, berangkat menuju laopangan untuk latihan sampai sore, hingga malamnya sesi materi, hal itulah yang tak bisa dilupakan dengan mudah, ungkap Amel. Selain perkara smartphone yang dikumpul dan penggunaannya yang dibatasi.
"Tapi yang penting itu kebersamaan rekan-rekan di sini. Sore nanti (17/8/2017) masih ada tugas, semoga hujan reda. Banyak warga yang menyaksikan," kata Amel yang tak lama kemudian dipanggil pelatihnya untuk segera merias diri.(*)