Pengawas Disdik No Comment Kasus Guru Diduga Aniaya Murid

Kendati demikian, saat dimintai keterangan oleh media ini keduanya bungkam alias enggan memberikan komentar.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Guru di SDN 004 Marga Sari, Balikpapan Barat. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Usai orangtua murid yang mendatangi sekolah lantaran anaknya mendapat perlakuan kekerasan, dua orang pengawas Dinas Pendidikan (Disdik) Balikpapan mendatangi sekolah dasar negeri yang terletak di bilangan Marga Sari, Balikpapan Barat, Kamis (22/8/2017).

Kendati demikian, saat dimintai keterangan oleh media ini keduanya bungkam alias enggan memberikan komentar.

"Saya no comment, silakan tanya beliau (rekannya)," ujar pengawas tersebut saat ditanya Tribunkaltim.co saat ditemui di sekolah tersebut.

Sementara Kepala SD 004, Sri Widi Astuti membenarkan adanya tindakan yang dilakukan salah satu pengajar terhadap siswa kelas 4A, yang belakangan diketahui bernama Putra Bangun Ramadhan (10) 2 pekan lalu.

Baca: BREAKING NEWS - Geger! Penganiayaan Siswa SD, Ini yang Diduga Dilakukan Oknum Guru

Baca: Ini Pengakuan Oknum Guru yang Diduga Aniaya Muridnya, Penggarisnya sampai Patah!

Lebih lanjut, ia menyebut orangtua siswa tersebut datang ke sekolah pada Kamis (23/8/2017) pagi, orangtua itu mengadukan bahwa anaknya dipukul oknum guru.

"Saya kira kemarin (ternyata 2 pekan lalu). Saya dengarkan ceritanya. Saya minta duduk dulu," katanya.

Orangtua tersebut meminta agar dipertemukan dengan guru yang bersangkutan.

Kendati demikian menurutnya, sesuai dengan prosedural Sri tak lantas percaya begitu saja. 

"Saya tanya anak yang bersangkutan di dalam kelas, pun dengan murid-murid lainnya sama gurunya juga," katanya.

Saat dikonfirmasi guru tersebut, menjelaskan bahwa yang ia lakukan hanya menggertak siswa yang bersangkutan. 

Kemudian Sri mencotohkan adegan dimana guru tersebut mengarahkan penggaris kayu ke bagian kepala orang yang disampingnya.

"Tapi gak keras. Kerasnya di meja," ungkapnya.

Sementara orangtua siswa, Cuncun Febriyadi baru mengetahui anaknya mendapat perlakuan kekerasan dari gurunya pada Rabu (22/8/2017) malam. 

Baca: Din Syamsuddin Minta Kemenag Tanggung Jawab soal First Travel, Ini Alasannya

Baca: Geger deh! Lihat Foto Senyum Raisa yang Dipamerin Hamish Daud, Captionnya Itu Lho. . .

Baca: Lowongan Kerja 2017 - Ini Harapan Disnaker saat Lihat 1.800 Pencaker Serbu 1.602 Posisi

Baca: Doyan Makan Sate tapi Takut Kena Kanker, Benarkah Makanan yang Dibakar Arang Bisa jadi Pemicu?

Baca: Kadoin Mobil Mewah untuk Dul, Maia Estianty Jawab Warganet yang Ungkit Tabrakan Anaknya

Baca: Ngeri, Begini Kondisi Nike Bazaar di Grand Indonesia yang Rusuh

Baca: Sempat-sempatnya! Di dalam Penjara Ahok Bantu Pria Lamar Kekasih, Kira-kira Diterima Nggak Ya?

"Tadi malam usai shalat maghrib anak saya datang nanya PR ke saya. Keceplosan dia, anak saya bilang gini, nanti dipukul lagi pakai mistar kalau salah. Dari situlah saya korek, baru dia ngaku," ungkapnya.

Cuncun mengaku tak terima anaknya diperlakukan seperti itu.

"Mulai dilahirkan sampai sekarang, belum pernah mukul dia. Demi Allah gak terima. Saya datang hari ini, temui kepsek. Saya manusia biasa punya emosi," tutur warga Kampung Baru Jalan Sepaku Laut RT 07.  (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved