Sebut Sebagai Tanda Terimakasih, Begini Dirjen Hubla Alirkan Uang Suap dari Kontraktor

Mereka datang mengucapkan terima kasih karena saya ajari, Mereka berhasil sebagai pemenang, akhirnya memberikan sesuatu,

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kemenhub Antonius Tonny Budiono keluar dari gedung KPK Jakarta memakai rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan, Jumat (25/8/2017). Antonius Tonny Budiono ditahan KPK terkait kasus suap tender pemenangan pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. 

Mess Perwira Bahtera Suaka, Blok B-1 No 2, Jalan Gunung Sagari, Jakarta Pusat ini barangkali tidak akan pernah jadi perhatian publik kalau tidak ada peristiwa operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kemenhub non aktif, Antonius Tonny Budiono.

Dirjen Hubla
Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono

Ya, rumah dinas sederhana dan tidak terawat ini bagai menjadi saksi bisu. Rumah Tonny di Blok B-1 yang terdiri enam mess. Di sinilah ia menimbun uang miliaran rupiah, tepatnya senilai Rp 18,9 miliar terdiri berbagai mata asing dan rupiah, hasil suap. Ia menyebutnya uang "tanda terimakasih."

Di sini pula ditemukanbeberapa kartu ATM dari bank, dan buku rekening atas nama orang yang diduga fiktif. Sedangkan duit Rp 1,174 miliar disita dari rekening Bank Mandiri yang digunakan untuk setoran ke Dirjen Hubla. 

Selama tujuh bulan lebih ia tidur bersama uang tersebut yang ditaruh dalam 33 tas maupun koper, yang bercecer memenuhi ruang kamarnya. Tonny sebenarnya memiliki rumah pribadi di Jakarta. Tetapi, demi menjaga kerahasiaan dan keamanan uang suap itu, ia rela untuk lebih banyak tidur di mess butut tersebut.

Diketahui, Tonny ditangkap penyidik KPK di mess itu pada Rabu, 23 Agustus 2017, sekitar pukul 21.45 WIB. KPK telah menetapkan dirinya sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pengerukan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.

Sejumlah barang bukti disita KPK di kediaman Tonny, di Mess Perwira Bahtera Suaka, kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2017).

Kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK terhadap Tonny pada Rabu (23/8/2017). Salah satu bukti yang disita KPK adalah 33 tas berisi uang senilai total Rp 18,9 miliar dalam berbagai pecahan mata uang.  Ia kumpulkan uang sebanyak itu sejak tahun 2016.

Dilansir dari Kompas.com yang menyambangi lokasi tersebut, Jumat (25/8/2017) pagi, ada rasa penasaran untuk mengetahui dari dekat seperti apa mess kediaman Tonny tempat ia menyimpan puluhan tas berisi uang belasan miliar rupiah itu?

Berdasarkan pantauan, mess tersebut berupa blok atau kompleks. Suasana mess terlihat sepi. 

Bahkan, tak ada penjaga di gerbang mess tersebut. Kondisi ini sangat berbeda dengan rumah dinas pejabat kementerian pada umumnya.

Dari depan, tampak gedung utama berwarna biru. Di belakangnya, tampak berjajar bangunan menyerupai rumah susun.

Bangunan yang ditempati Tonny berada tepat di belakang gedung utama tersebut.

Di atas pintu depan rumah Tonny tertulis nomor BI-2. Diperkirakan, luas rumah tersebut sekitar 7 x 6 meter persegi. Tak ada lagi segel KPK terpasang di rumah tersebut.

Menurut Ketua RT04, yang juga tetangga Tonny, Suroto, segel telah dicabut penyidik KPK setelah melakukan penggeledahan pada Jumat pagi.

Penggeledahan itu dilakukan sekitar pukul 05.00 WIB-09.00 WIB.  

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved