Tukang Pijat Korban First Travel: Enggak Ikhlas Dunia Akhirat

Supriatin telah mendaftar sejak Desember 2016 dan dijanjikan First Travel berangkat pada Mei 2017.

(KOMPAS.COM/Anggita Muslimah)
Supriatin (53) jadi salah satu korban dari penipuan First Travel hingga gagal berangkat umrah, saat ditemui di Perumnas 3, Aren Jaya, Kota Bekasi, Jumat (25/8/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pemijat, Supriatin (53), warga Perumnas 3, Kelurahan Aren Jaya, Kota Bekasi, menjadi korban penipuan paket umrah murah dari First Travel.

Supriatin telah mendaftar sejak Desember 2016 dan dijanjikan First Travel berangkat pada Mei 2017.

Namun, hingga kini Supriatin bersama enam tetangganya tidak kunjung mendapat kepastian berangkat umrah.

Baca: Astaga, Malaysia Masukkan 6 Pemain Kontroversial saat Lawan Indonesia di Semifinal

“Ya saya nunggu aja kabarnya dari teman-teman, tapi sampai sekarang enggak ada kabar, tahunya sudah ada kasus aja,” ujar Supriatin, saat ditemui di kediamannya,  Jumat (25/8/2017).

Supriatin sudah melunasi biaya umrah kepada First Travel sebesar Rp 14,3 juta beserta 10 persen pajaknya.

Pembayaran dilunasi dalam dua tahap, Rp 5 juta dan pembayaran kedua 9,3 juta.

“Ya kayaknya dikejar-kejar dalam beberapa hari harus lunas dua kali bayar dalam jangka waktu satu bulan. Karena kami sudah siap, ya kami lunasin,” ungkap Supriatin.

Setelah melunasi pembayaran, Supriatin diberi pakaian dan koper berlogo First Travel.

Tapi kini perempuan kelahiran Surabaya itu sangat sedih dan kecewa karena tidak kunjung diberangkatkan umrah.

Baca: Fahri Hamzah Mengaku Ditegur Jokowi Karena Sering Kritik KPK

“Pas dengar (First Travel bermasalah) sedih, nyesal, kecewa, campur aduk. Kok jadi begini. Ngumpulin (uang) sedikit-sedikit. Jadi pikiran terus, enggak bisa tidur,” kata dia.

Supriatin melunasi biaya umrah kepada First Travel dari hasil menabung selama sekitar lima tahun.

Dia menyisihkan uang yang dia hasilkan dari memijat khusus pelanggan perempuan dengan tarif Rp 45.000.

Sementara suami Supriatin, Arifin (50), bekerja menarik odong-odong pada pagi hingga sore hari.

Penghasilan Arifin dan istrinya sama-sama tidak menentu.

Namun, jika dirata-rata, setiap harinya Arifin membawa pulang uang ke rumah sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000.

“Ya kalau penghasilan kami enggak menentu setiap hari. Selama ini Insya Allah dicukupin aja,” kata Supriatin.

Arifin dan Supriatin sudah tinggal di rumah kontrakan selama lebih dari 15 tahun.

Keduanya telah dikaruniai seorang anak perempuan berusia 13 tahun yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca: ini 4 Info Terbaru CPNS 2017, Nomor 3 Wajib Dibaca Bagi Pendaftar

Arifin dan Supriatin harus membayar uang mengontrak rumah sebesar Rp 7 juta per tahun.

Supriatin kini hanya bisa berharap bisa segera diberangkatkan umrah oleh First Travel, atau uangnya dikembalikan.

“Saya enggak kenal dia (pemilik First Travel), kok tega bohongin. Enggak ikhlas dunia akhirat, biar saja mereka yang nanggung nanti,” ujar Suprianti.

First Travel menawarkan paket umrah yang lebih murah dari agen travel lainnya, yakni Rp 14,3 juta.

Banyak orang tergiur dan memesan paket umrah, karena dijanjikan mendapatkan fasilitas VIP meski membayar murah.

Namun, hingga batas waktu yang dijanjikan, calon jemaah tidak kunjung berangkat.

Bahkan, sejumlah korban mengaku diminta menyerahkan biaya tambahan agar bisa berangkat.

Perusahaan itu kemudian dianggap menipu calon jemaah umrah.

Baca: Amazing, Hanya 2 Minggu Pesanan Mitsubishi XPander Sudah Capai Segini

Dalam kasus ini, Direktur Utama First Travel Andika Surachman merupakan pelaku utama dalam melakukan penipuan dan penggelapan uang.

Ia dibantu istrinya, Anniesa Hasibuan dan adik iparnya, Siti Nuraidah Hasibuan. (Kompas.com/Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja)

Berita di atas telah ditayangkan di Kompas.com dengan judul Kesedihan Supriatin, Tukang Pijat yang Jadi Korban First Travel

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved