Berkah Banjir, Dengan Alat Sederhana Pria ini Temukan Emas dari Genangan Air

Usai ia menyelupkan tangannya ke air. Berbagai macam besi-besian, mulai dari paku, baut maupun benda lainnya

Tribun Kaltim/ M Fachri Ramadhani
Faisal (33) pengumpul paku saat mencari paku di sekitar selokan dan bak sampah di Jalan MT Haryono (DAM) di dekat simpang Beller, Balikpapan Selatan, Selasa (29/8/2017). 

Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Siapa sangka di balik musibah banjir yang melanda Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (29/8/2017) ada pemandangan menarik dan menyentuh hati.

Pemandangan itu muncul dari Faisal (33), warga Kelurahan Damai RT 60, kawasan Bukit Cinta.

Momen ini terjadi ketika warga lainnya sibuk menguras rumahnya yang kemasukkan air, petugas SAR repot mengevakuasi korban, anggota Polri dan TNI bersama Dishub sibuk mengatur lalu lintas.

Sosok pria tanpa mengenakan baju, bercelana jeans dengan helm silver di kepalanya justru fokus menyelupkan tangannya ke dalam air, persis di samping bak sampah.

Baca: Pesan Wawali Balikpapan di Balik Tragedi Kepala Sekolah Tewas Gantung Diri

Di tangan kanannya memegang tongkat pendek berkepala magnet. 

Usai ia menyelupkan tangannya ke air, berbagai macam besi-besian, mulai dari paku, baut maupun benda lainnya menempel di kepala tongkat kecil yang ia pegang. 

Kemudian ia memetiki satu demi satu benda itu, lalu dimasukkannya ke dalam karung putih yang ia gantung di tembok tempat sampah di Jalan MT Haryono.

Lokasi ini persis di persimpangan Jalan Beller, Kecamatan Balikpapan Selatan. 

Baca: Astaga, Nenek Usia 73 Tahun Dibacok 6 Pemuda Sampai Tewas

Faisal ternyata pengumpul paku di parit kota minyak.

Kepada media ini, ia mengaku baru setahun tinggal di Balikpapan dan menekuni pekerjaan itu. 

Sehari-hari ia berkeliling dari satu parit ke parit yang lain dari pagi hingga sore.

Dari sore ke malam ia tak berhenti, giliran botol dan kardus bekas ia kumpulkan untuk menyambung hidup.

"Yang penting kerja halal. Soalnya buat kasih makan istri," kata Faisal yang hingga kini belum dikarunia momongan.

Baca: Ketua DPRD Balikpapan: Mekkah Saja Banjir, Apalagi Balikpapan

Warga kelahiran Sulawesi Selatan ini mengaku banjir menjadi berkah tersendiri baginya.

Lantaran banyak paku, mur, baut atau benda lainnya yang bisa ia dapat.

"Soalnya air naik, mas. Jadi benda-benda itu terbawa arus ke atas," katanya.

Bila di hari normal ia bisa mengumpulkan paku sekitar 5 kilogram, maka saat banjir ia bisa mendapat hingga 20 kilogram.

"Sekilonya bisa dihargai Rp 3 ribu, mas. Jualnya di pengepul di kawasan bukit cinta itu," tuturnya.

"Pas tadi malam hujan deras. Pikiran saya pasti banjir di bawah (DAM), kesempatan ini. Alhamdulillah, nambah rejeki buat makan," sambungnya.

Baca: Bos First Travel Masih Punya Uang Rp 7 Miliar, Disini Disimpannya

Siapa sangka, alat bantu yang ia pakai guna menunjang pekerjaannya merupakan benda rakitan.

Dengan alat seadanya ditambah kreatifitas, Faisal menciptakan alat yang mampu menarik benda-benda yang mengandung besi. 

"Kalau kepalanya ini magnet, mas. Saya ambil dari bekas loudspeaker. Yang penting kuat magnetnya. Kalau gagangnya ya paralon ini disemen," ungkapnya.

Baca: Baru Tahu, Ternyata Diam-diam Nikita Mirzani Sudah Siap Naik Haji

Delapan tahun melakoni hidup di Malang, Faisal memutuskan merantau ke Balikpapan, Kalimantan Timur.

Apa yang dilakukannya di Malang sama dengan apa yang ia lakoni di Balikpapan.

Mengumpulkan paku dan baut di parit, sepertinya sudah jadi keahliannya.

Bedanya jika di Malang, orang yang bekerja sepertinya banyak. Sedangkan di Balikpapan rasanya baru ia sendiri, beber Faisal kepada TribunKaltim.co, Selasa (29/8/2017). 

"Susah di sana (Malang) banyak yang nyari. Kalau di Balikpapan jarang yang nyari kayak gini, apalagi yang turun ke parit," ucapnya.

Baca: Dramatis, Begini Upaya Evakuasi Seorang Nenek dari Rumahnya, Warga: Hujan Sedikit Langsung Banjir

Beberapa parit di Balikpapan sudah ia jelajahi, mulai dari parit kawasan Gunung Malang, Puskib, Klandasan, hingga Staal Kuda.

Terkadang saat ia mencari paku dan besi dengan alat rakitannya itu, tak jarang ia berselisih dengan kotoran-kotoran kecil. 

Kendati demikian ia tak jijik, bahkan tak mau mengeluh.

Ia menerima dengan lapang, menurutnya seburuk apa pun yang ia lakukan di mata orang-orang, namun di mata Tuhan apa yang ia kerjakan tentu punya nilai yang berbeda.

"Halal mas, daripada korupsi," ujarnya setengah bercanda sembari memasukan paku ke dalam karung.

Baca: Ditinggal Pacar, Diusir Orangtua dan Ditolak RS, Remaja India Melahirkan di Tengah Jalan

Bila beruntung, terkadang Faisal juga pernah mendapat rejeki nomplok.

Ya, ia pernah mendapat emas dari apa yang ia kerjakan di parit atau selokan.

"Gak banyak mas, paling 0,5 gram. Biasanya anting anak-anak, ya macam gitulah," ungkapnya.

Kendati bukan itu yang ia cari, namun ia percaya bahwa Tuhan telah mengatur rejeki manusia masing-masing.

Seperti mencari jarum di dalam jerami, kalau emas yang ia tuju di selokan.

Emas yang ia dapat semata-mata hanya dianggap sebagai bonus dari Tuhan bagi dirinya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved