Warga Positif Kaki Gajah Bebas Berkeliaran, Camat Khawatir Penyebaran Penyakit Meluas
Camat Tanjung Palas Tengah Khoirul menyampaikan bahwa baru-baru ini, salah seorang warganya yang tinggal di Desa Salimbatu, sudah dinyatakan positif
Penulis: Doan E Pardede | Editor: Amalia Husnul A
Cacing tersebut masuk ke aliran darah dan berkembang biak. Semua spesies nyamuk memiliki hal sama dapat menularkan panyakit itu dengan menggigit manusia.
Secara otomatis sengatannya bisa menularkan cacing kaki gajah. "Lima sampai 10 tahun baru gejalanya muncul," ungkapnya.
Depit mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit ini. sebab dapat mengakibatkan kelumpuhan bagi seseorang. "Kaki mulai membesar, terus infesi dan cacat," tegasnya.
Kasus kaki gajah juga terjadi di wilayah Paser, sebagian Bulungan, Kutai Timur, dan Penajam Paser Utara (PPU). Oktober mendatang, Pemkab Paser kembali menggelar program Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filaria atau lebih dikenal penyakit kaki gajah.
Rencananya, POMP Filaria dilaksanakan 17 hingga 25 Oktober dengan masyarakat sasaran 257.699 jiwa.
Untuk menyukseskan POMP, Dinas Kesehatan Kabupaten Paser mengerahkan 2.725 kader kesehatan dan 824 orang tenaga kesehatan. Harapannya 85 persen dari sasaran dipastikan meminum obat yang diberikan, tidak dititipkan ke masyarakat sasaran agar sampai di rumah obatnya diminum.
"POMP ini pelaksanaan tahun kedua. Mengapa 2 tahun? Karena hasil evaluasi microfilaria masih di atas 1 persen, seharusnya di bawah 1 persen. Karena itulah keluar rekomendasi kalau kita harus melakukan pengobatan ulang selama 2 tahun, yakni 2015 dan 2016," kata Kepala Dinkes Paser dr I Dewa Made Sudarsana.
Pada POMP 2015, 92 persen dari sasaran menerima obat, tapi yang meminum obatnya diperkirakan 80 persen. POMP 2016 menerapkan obat yang diberikan langsung minum di tempat, sedangkan air minumnya disediakan Pemprov Kaltim dan masyarakat yang peduli pada upaya pemberantasan penyakit kaki gajah.
Perlu diketahui, lanjut Dewa, obat kaki gajah tidak tersedia di apotek atau toko-toko obat, tapi juga mampu membunuh seluruh jenis cacing di tubuh, baik cacing di perut maupun cacing di dalam darah. Cacing filaria ada di dalam darah, jika tidak diobati dan dibiarkan 5-10 tahun akan mengakibatkan pembesaran pada kaki atau beberapa anggota badan lainnya.
Sebaliknya, jika target POMP tercapai dan dilaksanakan dengan benar, nyamuk tidak lagi menyebarkan penyakit kaki gajah karena semua penderitanya sudah diobati.
Sementara itu, Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Paser Eko Ariyanto mengatakan dari 257.699 masyarakat sasaran, 85 persennya harus meminum obat kaki gajah. Mereka yang harus minum obat kaki gajah adalah masyarakat usia 2-70 tahun, terkecuali Ibu hamil, Ibu menyusui dan penderita penyakit berat.
Berhasil atau tidaknya POMP memutus mata rantai penyebaran penyakit kaki gajah ditentukan dari hasil survey darah jari. Jika masih ada positif menderita kaki gajah, maka pengobatan kaki gajah harus diulang dari awal.
"Survei darah jari dilakukan 6 bulan sejak POMP terakhir dilakukan, kalau masih ada yang positif, terpaksa diulang lagi karena akan menularkan ke orang lain," kata Eko.
Dengan kondisi keuangan daerah yang memprihatinkan, lanjut Eko, target POMP 2016 terasa berat untuk dicapai. POMP 2015 ditunjang pembiayaan Rp 1,3 miliar. (aas/naw/sar/dep)
***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim