Edisi Cetak Tribun Kaltim
Kucing Hutan Kalimantan Terancam Punah
Borneo telah diidentifikasi sebagai benteng terbaik Kucing Tandang. Hasil penelitian Tim Unmul mengumpulkan 140 catatan kehadiran Kucing Tandang
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - MENGULAS habitat satwa langka dan dilindungi di kawasan Kalimantan, khususnya Kaltim dan Kaltara seakan tak ada habisnya.
Edisi kali ini, Tribun Kaltim mengulas secara detail kucing hutan Kalimantan.
Tak kurang ada lima species, kucing hutan liar di Kalimantan, termasuk di dalamnya Kucing Merah Kalimantan.
Adalah Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda, Rustam Fahmi bersama rekan peneliti lainnya sudah melakukan penelitian tentang kucing hutan liar.
Penelitian dimulai sejak 2005 hingga sekarang, beberapa jurnal terkait kucing liar sudah dihasilkan.
Baca: Keren, Ini yang Dilakukan Raline Shah dan 4 Seleb Cantik Indonesia Ketika Diserang Haters
Jenis mamalia Kalimantan ditemukan lima jenis kucing liar yang masuk dalam ordo Carnivora famili Felidae.
Paling besar ukuran tubuhnya adalah Macan Dahan (Neofelis diardi), selanjutnya jenis-jenis kucing yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil, seperti Kucing Batu (Pardofelis marmorata), Kucing Merah (Pardofelis badia), Kucing Tandang (Pardofelis planiceps) dan Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalensis).
Tidak banyak catatan ilmiah tentang keberadaan jenis-jenis kucing hutan ini di Kaltim dan Kaltara. Tribun pun ikut merangkum lima jenis kucing liar tersebut, yakni:
* Kucing Tandang (Prionailurus planiceps)
Diklasifikasikan sebagai salah satu jenis kucing hutan liar yang paling terancam di dunia. Daerah
sebarannya di wilayah Thailand Selatan, Semenanjung Malaysia dan dua Kepulauan Sunda terbesar, Borneo dan Sumatera. Habitatnya lahan basah dan dataran rendah, yakni kawasan yang mendapatkan tekanan yang sangat tinggi saat ini oleh degradasi dan konversi menjadi lahan pertanian, sehingga tekanan terhadap Kucing Tandang juga sangat tinggi.
Menurut Rustam, Borneo telah diidentifikasi sebagai benteng terbaik Kucing Tandang. Hasil penelitian Tim Unmul mengumpulkan 140 catatan kehadiran Kucing Tandang di Borneo, terdiri dari 50 (Model Penyeimbang) atau 76 (Model Spasial Tersaring) digunakan untuk mengestimasi habitat yang sesuai.
Walaupun prediksi habitat yang sesuai tersebar di dataran rendah Borneo, tetapi hasil penelitian juga menyatakan sebagian besar kawasan dataran rendah tidak sesuai untuk habitat, yang merupakan konsekuensi dari konversi hutan menjadi perkebunan sawit.
Baca: 8 Rahasia Putri Diana yang Baru Terungkap Sekarang, Jarang Melakukan Hubungan Suami Istri
Ancaman utama jenis Kucing Tandang adalah konversi kawasan hutan menjadi kawasan tanaman monokultur sehingga jenis ini tidak dapat hidup di kawasan yang didominasi aktivitas manusia. Suatu yang paling penting bagi kelestarian jenis Kucing Tandang ini adalah mempertahankan kawasan sempadan sungai dan kawasan hutan rawa gambut.
* Kucing Batu (Pardofelis marmorata )
Salah satu spesies kucing liar yang dimiliki Indonesia. Selain ukurannya yang kecil, seukuran kucing rumahan (domestik) kucing batu (Pardofelis marmorata) terkenal sebagai kucing yang gesit terutama saat kucing batu berada di atas pohon. Kerap kali, juga disebur sebagai Marbled Cat. Penyebarannya hampir di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Sangat sedikit informasi tentang ekologi Kucing Batu Pardofelis marmorata di Borneo. Di Kalimantan, proporsi yang tinggi dari habitat yang cocok diprediksi adalah dari hutan dataran rendah di Kaltim, seperti Hutan Muara Kaman Sedulang ke Wehea Hutan Lindung, hutan Berau termasuk Kelay dan Hutan Segah ke bagian selatan Sungai Kayan.
Selanjutnya, Taman Nasional Kayan Mentarang di sebelah utara dari cekungan Malinau di Kalimantan Utara diprediksi menjadi habitat kucing batu,
Baca: Mencengangkan, 5 Foto Viral di Media Sosial Ini Ternyata Hoax, No 4 Nggak Nyangka
* Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalensis)
Kucing Kuwuk Prionailurus bengalensis adalah salah satu jenis kucing liar terkecil yang ditemukan di Borneo dan merupakan jenis kucing liar yang sebarannya paling luas di Asia. Terdaftar sebagai jenis Berisiko Rendah (LC) pada Daftar Jenis Terancam Punah IUCN.
Kucing Kuwuk diketahui sebagai jenis yang toleran terhadap habitat yang terganggu dan dapat hidup pada berbagai tipe hutan seperti hutan primer dan hutan sekunder serta lahan pertanian dan perkebunan. Namun sampai saat ini belum diketahui sejauh mana Kucing Kuwuk dapat bertahan terhadap gangguan habitat dan memanfaatkan kawasan bukan hutan.
* Kucing Merah (Catopuma badia)
Kucing Merah atau Catopuma badia adalah jenis kucing liar endemik di hutan tropis Borneo. Merupakan salah satu jenis kucing liar dari tujuh jenis yang terdaftar sebagai jenis kucing liar yang terancam punah.
“Jenis ini jarang terlihat, jarang tertangkap kamera dan secara luas diketahui merupakan salah satu jenis yang paling jarang ditemukan di dunia. Oleh karena itu jenis ini sebarannya tidak diketahui, sehingga menghambat upaya konservasinya,” ucap Rustam.
Hasil penelitian, secara keseluruhan Rustam bersama rekan-rekan lainnya mengumpulkan 71 catatan kehadiran Kucing Merah yang berasal dari seluruh wilayah Borneo, dari Brunei hingga Kalimantan Selatan, 40 catatan di antaranya digunakan untuk pemodelan.
Dari prediksi pemodelan kesesuaian habitat diketahui bahwa daerah yang luas di pedalaman Borneo yang sebagian besarnya berupa kawasan hutan dataran tinggi (hutan perbukitan) yang juga terdapat hutan dataran rendah dan hutan sub dataran tinggi adalah kawasan yang diprediksi paling sesuai untuk Kucing Merah.
Hal ini sesuai dengan hipotesa awal yang menyatakan bahwa jenis ini tersebar luas di keseluruhan Pulau Borneo.
Daerah dataran rendah yang terdepan seperti hutan mangrove dan hutan rawa diprediksi rendah kesesuaian habitatnya, demikian pula dengan beberapa daerah di Kalimantan yang telah dikonversi menjadi perkebunan Kelapa Sawit.
Kucing Merah disebut juga sebagai Kucing Kalimantan atau Kucing Borneo. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Borneo Bay Cat, Bay Cat, Bornean Bay Cat, dan Bornean Marbled Cat. Di Malaysia binatang yang juga menghuni Serawak dan Sabah ini dikenal dengan Kucing Merah.
Baca: Menghina Umat Muslim yang Akan Melakukan Shalat, Lihat yang Kemudian Terjadi Pada Wanita ini
Macan Dahan (Neofelis Diardi)
Termasuk dalam salah satu jenis kucing besar, Macan Dahan Kalimantan diakui merupakan salah satu top predator di wilayah hutan tropis di Kalimantan. Tersebar di Sulawesi dan Kalimantan, diakui ada perbedaan genetik yang ditemukan peneliti, sehingga membuat adanya perbedaan
species antara keduanya.
“Macan dahan di Kalimantan memang berbeda secara genetik dengan macan dahan di Sumatera. Oleh karena itu, ada pemberian nama berbeda untuk satu dan lainnya. Di Sumatera, macan dahan dikelompokkan dalam species Neofelis Nebulosa, sementara untuk di Kalimantan disebut Neofelis diardi,” ujar Sunarto, ekolog dari WWF Indonesia.
Saat ini, macan dahan Kalimantan termasuk dalam salah satu species binatang yan rentan akan kepunahan. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan macan dahan ke dalam species Appendix I, yang termasuk dalam kalangan binatang hampir punah.
Macan dahan masuk dalam top predator di Kalimantan. “Ia termasuk kalangan top predator. Ini bisa dilihat dari penyebarannya yang lebih banyak di kawasan Mahakam Ulu, Kubar. Di daerah ini jarang ditemukan orangutan, karena orangutan adalah salah satu sumber makanan bagi macan dahan.
Berbeda dengan daerah lain, seperti Kukar dan Balikpapan,” ucap Menurut Staf Konservasi Keanekaragaman Hayati BKSDA Kaltim, Jono Adi Putro.
Hal senada juga disampaikan Sunarto, yang menyebut, kemungkinan macan dahan menjadi top predator disebabkan, tak adanya jenis Harimau dan juga Macan Tutul di Kalimantan. (anj)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/kucing_20170902_230029.jpg)