Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Tentang Rohingya, Ini 6 Fakta dan Asal Usulnya yang Harus Anda Ketahui

Mereka tinggal di salah satu negara bagian termiskin di Myanmar, dan gerakan dan akses mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi.

Editor: Amalia Husnul A
TribunKaltim/Christoper Desmawangga
Massa dari Forum Solidaritas Kemanusiaan Kaltim menggelar aksi damai di depan kantor gubernur Kaltim, Selasa (5/9/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO - BBC Indonesia mengumpulkan pertanyaan Anda soal krisis kemanusiaan di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang menyebabkan sekitar 87.000 umat Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari kekerasan.

BBC menerima lebih dari 200 pertanyaan dari pembaca tentang apa yang kini tengah terjadi di Myanmar.

BBC pilih tujuh pertanyaan yang sering diajukan, dan berikut ini adalah jawabannya.

Bagaimana awal mula permasalahan etnis Rohingya dan latar belakang terjadinya konflik?

Sejak lebih dari sepekan lalu, kekerasan terbaru meletus di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang banyak dihuni Muslim Rohingya.

Gelombang kekerasan baru ini menandai eskalasi dramatis sejak Oktober 2016 lalu ketika milisi Rohingya melakukan serangan dengan skala yang lebih kecil.

Baca: Curi Perhatian di Pernikahan Raisa-Hamish, Ini 5 Fakta Renata Kusmanto, Istri Fachri Albar

Baca: Tercyduk Lagi, Unggah Soal Konflik Rohingya, Afi Nihaya Dituduh Plagiat, Ini Pengakuannya

Para pengungsi menuduh aparat keamanan Myanmar dan kelompok militan radikal Buddha membakar desa-desa mereka.

Pemerintah Myanmar berdalih, pasukan keamanan mereka sekadar mengambil langkah balasan terhadap serangan bulan lalu terhadap lebih dari 20 pos polisi oleh milisi Rohingya.

Bentrokan susulan sesudah itu membuat banyak warga sipil baik Islam maupun Buddha, lari menyelamatkan diri dari desa-desa mereka.

Setelah serangan milisi pada bulan Oktober 2016, militer melakukan operasi pembalasan yang keras, dan banyak warga Rohingya menuduh bahwa dalam operasi itu pasukan keamanan melakukan pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran desa dan penyiksaan.

PBB sudah menyebut serangan balasan dari militer terhadap etnis Rohingya pada Oktober lalu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Militer Myanmar mengatakan mereka sebisa mungkin akan menahan diri tapi juga menegaskan 'punya hak untuk membela diri dari serangan-serangan teroris'.

Baca: VIDEO – Berjoget di Sudut Jalan Saudi Arabia Bocah 14 Tahun ini Ditangkap

Baca: Kualitas Air Sungai Kandilo Semakin Mengkhawatirkan

PBB mendefinisikan Rohingya sebagai minoritas agama dan bahasa dari Myanmar barat dan bahwa Rohingya adalah salah satu dari minoritas yang paling dipersekusi atau paling mendapat perlakuan buruk di dunia.

Namun asal kata Rohingya, dan bagaimana mereka muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial.

Sebagian sejarawan mengatakan kelompok ini sudah berasal dari ratusan tahun lalu dan lainnya mengatakan mereka baru muncul sebagai kekuatan identitas dalam seabad terakhir.

Pengungsi Rohingya dari negara bagian Rakhine di Myanmar berjalan di sepanjang jalan setapak dekat Teknaf, Bangladesh, pada Selasa (4/9).Pengungsi Rohingya dari negara bagian Rakhine di Myanmar berjalan di sepanjang jalan setapak dekat Teknaf, Bangladesh, pada Selasa (04/09)/SUZAUDDIN RUBEL/AFP/GETTY IMAGES.

Pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka adalah pendatang baru dari subkontinen India, sehingga konstitusi negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok masyarakat adat yang berhak mendapat kewarganegaraan.

Mereka tinggal di salah satu negara bagian termiskin di Myanmar, dan gerakan dan akses mereka terhadap pekerjaan sangat dibatasi.

Secara historis, mayoritas penduduk Rakhine membenci kehadiran Rohingya yang mereka pandang sebagai pemeluk Islam dari negara lain dan ada kebencian meluas terhadap Rohingya di Myanmar.

Di sisi lain, penduduk Rohingya merasa bahwa mereka adalah bagian dari Myanmar dan mengklaim mengalami persekusi oleh negara.

Negara tetangga Bangladesh sudah menerima ratusan ribu pengungsi dari Myanmar dan tak mampu lagi menampung mereka.

Banyak warga Rohingya yang tinggal di kamp penampungan sementara setelah dipaksa keluar dari desa mereka oleh gelombang kekerasan komunal yang menyapu Rakhine pada tahun 2012.

Pengungsi Rohingya mengantre makanan di kamp pengunsian Ukhiya yang terletak tak jauh dari perbatasam Bangladesh-Myanmar, 30 Agustus 2017.
Pengungsi Rohingya mengantre makanan di kamp pengunsian Ukhiya yang terletak tak jauh dari perbatasam Bangladesh-Myanmar, 30 Agustus 2017. (AFP PHOTO/STR)

Apa bantuan yang diberikan Indonesia terhadap muslim Rohingya?

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk membicarakan upaya penyelesaian masalah Rohingya.

Dalam pertemuan tersebut, Menlu menyerahkan Formula 4+1, yang isinya:

  • Mengembalikan stabilitas dan keamanan
  • Menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan
  • Perlindungan kepada semua orang yang berada di negara bagian Rakhine, tanpa memandang suku dan agama
  • Pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan keamanan

"Saya hadir di Myanmar membawa amanah masyarakat Indonesia, yang sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine dan agar Indonesia membantu," jelas Menlu Retno kepada Aung San Suu Kyi, seperti tertulis dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negeri Indonesia.

"Empat elemen pertama merupakan elemen utama yang harus segera dilakukan agar krisis kemanusian dan keamanan tidak semakin memburuk," jelas Menlu RI.

Baca: INFO TERBARU CPNS 2017: 30 Kementerian, 30 Lembaga, 1 Provinsi Buka 17.928 Lowongan CPNS

Baca: Myanmar Versus Indonesia - Brace Egy Maulana Vikri Bawa Indonesia Menang 2-1

Apa langkah tegas PBB dalam menyikapi konflik ini dan solusi agar wargaRohingya bisa hidup dengan baik dan tidak merasa hidupnya terancam?

Pelapor khusus PBB soal hak asasi manusia untuk Myanmar, Yanghee Lee, sudah mengkritik pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi, karena gagal melindungi minoritas Muslim Rohingya.

Menurut Yanghee Lee, situasi di Rakhine "sangat gawat" dan ini adalah waktunya bagi Suu Kyi untuk "turun tangan".

Sementara itu, berbagai lembaga pemantau Hak Asasi manusia (HAM) melanjutkan desakan agar pemerintah Myanmar mengizinkan Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk masuk dan mengungkap kebenaran peristiwa kekerasan di negara bagian Rakhine, tempat tinggal umat sebagian besar Muslim Rohingya.

Menlu Indonesia Retno Marsudi sudah bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di Rakhine.
Menlu Indonesia Retno Marsudi sudah bertemu dengan Aung San Suu Kyi untuk meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan di Rakhine/AFP/GETTY IMAGES.

TPF kasus Rohingya, yang dibentuk Dewan HAM PBB pada Maret 2017, sejauh ini belum mendapatkan izin melakukan tugasnya ke Myanmar, karena otoritas negara itu menolak keberadaan tim tersebut.

Kenapa ASEAN tak ada respons untuk mendamaikan atau mencari solusi untuk mendamaikan? Bagaimana pembahasan Rohingya di forum resmi ASEAN?

ASEAN sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait krisis kemanusiaan di Myanmar.

Baca: Investasi Tiongkok ke Kaltara Ditaksir USD 45,98 Miliar, Ini Proyek yang Dibangun

Baca: Umat Budha Kaltim Ikut Mengecam Tragedi Kemanusiaan di Rakhine

Bagaimana sikap Aung San Suu Kyi sebagai pemenang Nobel Perdamaian atas keberadaan etnis Rohingya di Myanmar?

Aung San Suu Kyi, sebagai pemimpin de facto Myanmar, telah banyak dikecam karena tidak mengeluarkan pernyataan atau mengakui krisis yang terjadi di Rakhine terhadap etnis minoritas Rohingya.

Pelapor khusus PBB soal hak asasi manusia untuk Myanmar Yanghee Lee mengatakan bahwa Suu Kyi berada dalam posisi yang sulit namun tetap mengkritiknya karena tidak mengecam kekerasan.

"Dia terperangkap antara batu dan tempat yang keras, namun saya kira saatnya baginya untuk ke luar dari sana sekarang," kata Yanghee Lee.'

Tokoh lain yang mengecam Suu Kyi adalah peraih Nobel Perdamaian lain, Malala Yousafzai, yang mengatakan bahwa dia dan dunia menunggu pernyataan dari Suu Kyi.

Baca: Dua Gol Egy Menangkan Garuda Nusantara Atas Myanmar

Baca: Mengharukan, Sepasang Pengungsi Rohingya Dipersatukan di Medan

Konflik antara pemerintah Myanmar dengan Rohingnya, apakah benar benar karena murni faktor agama atau karena faktor lainnya?

Ada sisi agama dalam konflik ini, namun juga ada ketegangan antaretnis dan ekonomi.

Komunitas Rakhine merasa terdiskriminasi secara budaya, dieksploitasi secara ekonomi dan terpinggirkan oleh pemerintah pusat yang didominasi oleh etnis Burma.

Dalam situasi ini, etnis Rohingya, oleh orang Rakhine dianggap sebagai pesaing dalam perebutan sumber daya, sehingga menimbulkan ketegangan di negara bagian itu yang kemudian memicu konflik dari dua kelompok etnis tersebut.

Pengungsi Rohingya beristirahat sementara di bawah tenda sementara di tengah lapangan di Ukhiya, Bangladesh, 3 September 2017.Pengungsi Rohingya beristirahat sementara di bawah tenda sementara di tengah lapangan di Ukhiya, Bangladesh, 3 September 2017/JASMIN RUMI/AFP/GETTY IMAGES.

Myanmar juga memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan antaretnis yang dibiarkan ada, dan kadang dieksploitasi, oleh militer.

Meski sering disebut tidak ada hubungan langsung antara berbagai ketegangan kelompok masyarakat, namun rasa tidak percaya anter-etnis tersebut kini terbuka setelah ada kebebasan.

Pengamat mengatakan bahwa pemerintah tidak cukup melakukan upaya mengatasi kekerasan dan karenanya memunculkan risiko konflik lanjutan.

Bagaimana cara memberi bantuan ke pengungsi Rohingya?

Baca: VIDEO - Beginilah Kemesraan Raisa dan Hamish Daud saat di Atas Ranjang, Bikin Baper!

Baca: VIDEO - Video Kolam dan Joget Sawer Hotman Paris yang Berbuntut Gugat Cerai

Ada banyak cara yang bisa dilakukan, dari mulai mengirimkan makanan dan obat-obatan lewat Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) yang diresmikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis (31/08) lalu, meski akses bantuan belum terbuka.

Aksi demonstrasi pun termasuk bentuk memberikan bantuan, meski tak semua orang menganggap ini efektif.

Selain itu, sudah ada sekitar 12.000 pengungsi Rohingya di Indonesia yang membutuhkan bantuan Anda.

Atau malah menjadi relawan anti-hoax untuk tidak menyebarkan berbagai foto menyesatkan di media sosial.(*)

Artikel ini sudah tayang di BBC Indonesia berjudul: Siapa sebenarnya etnis Rohingya dan enam hal lain yang harus Anda ketahui

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved