PDAM Buang 15 Ribu M3 Air Olahan
Kualitas Air Sungai Kandilo Semakin Mengkhawatirkan
Direktur PDAM Pemkab Paser mengeluhkan kualitas air baku untuk PDAM yang semakin keruh, sehingga sulit dijernihkan.
TANA PASER, TRIBUN – Air Sungai Kandilo menjadi satu-satunya sumber air baku PDAM Tirta Kandilo. Semakin hari tingkat kekeruhan sungai semakin mengkhawatirkan.
Kini PDAM bahkan terpaksa membuang 15.000 M3 air yang sudah diolah, daripada masyarakat pelanggan mengeluh karena air yang didistribusikan PDAM masih keruh.
“Air bakunya putih seperti susu, tingkat kekeruhannya tinggi sekali, di atas 2.000 NTU. Orang senang-senang berlebaran dengan keluarga di rumah, kita berlebaran di intake," kata Dirut PDAM Tirta Kandilo Zam Zami mengenang malam Lebaran Idul Fitri.

"Bagaimana tidak! Sudah pakai Poly Aluminium Chloride (PAC) terbaik, masih juga keruh, terpaksa 15.000 M3 air yang sudah diolah kita buang,” katanya.
Selain rugi karena air yang seharusnya dijual ke pelanggan terpaksa dibuang, biaya produksi PDAM juga meningkat karena penggunaan PAC yang lebih mahal.
Baca: VIDEO - Dinas PU dan Tata Ruang Kabupaten Paser Lakukan Aksi Jumat Bersih di Gentung Temiang
Baca: Syukuran Gedung Baru Pengadilan Agama Paser
“Kita hanya operator yang mengolah air bersih, tidak punya kewenangan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas air baku PDAM,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser Abdul Basyid mengatakan pemantauan lingkungan terus dilakukan oleh DLH.
Hanya saja, DLH hingga saat ini belum bisa menyimpulkan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap berkurangnya kualitas air Sungai Kandilo.
Baca: Eks Kantor Lurah Jadi Sekretariat BAZNas Paser, Bupati Kukuhkan Pimpinan BAZNas
“Kita terus melakukan pemantauan lingkungan, bahkan sudah mengambil sampel air baku untuk diuji ke lab Samarind. Setiap sampel air yang diuji biayanya Rp 2 juta, paling sedikit kita mengambil 20 sampel, malam ini mengambil sampel air, subuh harus sudah sampai di lab Samarinda,” kata Abdul Basyid.

Sebenarnya, kata dia, ada lab yang memiliki perlengkapan yang canggih, yang dapat mengindentifikasi secara detail sesuatu yang mencemarkan air sungai.
“Misalnya sungai dicemari oleh minyak, kan banyak macamnya. Nah, lab itu mampu mengindentifikasi lebih detail, misalnya minyak dari sawit, jadi lebih mudah dikejarnya,” terangnya.
Baca: Bupati Paser Mardikansyah Serukan Semangat Cinta Tanah Air dan Bela Negara