Pengungsi Rohingya ke Banglades

Beginilah 4 Kesaksian Wartawan BBC Terhadap Etnis Rohingya, Desa-desa Dibumihanguskan

Dari pemberitaan terakhir sebanyak 313.000 orang dari warga etnis minoritas Rohingya di Rakhine, Myanmar telah melarikan diri ke Banglades

Pewarta berkesempatan temu wicara dengan Kolonel Phone Tint, pejabat keamanan perbatasan setempat.

Dia menggambarkan bagaimana teroris Bengali, demikian mereka menyebut kaum militan Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA) telah menguasai desa-desa Rohingya, dan memaksa mereka untuk menyediakan satu orang per rumah tangga sebagai militan.

Yang tak mematuhi, rumahnya akan dibakar, katanya. Dia menuduh militan ARSA menanam ranjau darat dan menghancurkan tiga jembatan.

Menanggapi sebuah pertanyaan tentang kekejaman militer, dia menepiskannya. "Mana buktinya?" tanyanya.

"Lihatlah perempuan-perempuan itu," yang dimaksudnya adalah perempuan pengungsi Rohingya: "siapa yang membuat klaim ini - siapa memangnya yang mau memperkosa mereka?"

Kolonel Phone Tint bersikeras bahwa pelaku pembakaran seluruh desaitu adalah militan Muslim.
Kolonel Phone Tint bersikeras bahwa pelaku pembakaran seluruh desaitu adalah militan Muslim. (bbc.com)

Namun, pewarta ini bisa lebih gesit. Saat bisa lolos dari para petugas yang menguntit, mereka berhasil berbicara dengan beberapa orang yang mengatakan betapa beratnya hidup mereka:

tidak diizinkan meninggalkan lingkungan mereka oleh pasukan keamanan, betapa mereka kekurangan pangan, dan betapa mereka dicekam ketakutan.

Seorang pemuda mengatakan bahwa mereka ingin melarikan diri ke Bangladesh, namun para pemimpin mereka telah menandatangani sebuah kesepakatan dengan pihak berwenang untuk tetap tinggal.

Seorang pria Muslim duduk di pasar di Maungdaw, tempat di mana jurnalis hanya diizinkan datang di bawah pengawasan pemerintah.
Seorang pria Muslim duduk di pasar di Maungdaw, tempat di mana jurnalis hanya diizinkan datang di bawah pengawasan pemerintah. (bbc.com)

Di pasar Bengali yang sekarang sepi, Jonathan bertanya kepada seorang pria apa yang dia takutkan. Pemerintah, katanya.

3. Desa-desa Dibumi-hanguskan

Tujuan utama perjalanan Jonathan dan rekan wartawan di luar Maungdaw adalah kota pesisir Alel Than Kyaw. Yakni sebuah kota yang diserang oleh militan ARSA pada 25 Agustus dini hari.

Saat mereka mendekati kota itu melalui desa demi desa, semuanya benar-benar kosong. Hanya ada kapal-kapal yang ditinggalkan, kambing dan sapi. Tidak ada orang.

Alel Than Kyaw telah rata dengan tanah. Bahkan sebuah klinik, dengan plang yang menunjukkan bahwa klinik itu dikelola oleh badan amal Medecins Sans Frontieres (Dokter Lintas Batas), telah hancur.

Klinik MSF (Dokter Lintas Batas) adalah salah satu banguan yang sudah rata dengan tanah.
Klinik MSF (Dokter Lintas Batas) adalah salah satu banguan yang sudah rata dengan tanah. (bbc.com)

Yang tak masuk akal adalah dua minggu setelah serangan tersebut, di musim hujan pula sebagian kota masih terbakar. Letnan Polisi Aung Kyaw Moe sulit menjelaskan hal tersebut.

Mungkin sejumlah Muslim tetap tinggal, dan kemudian membakar rumah mereka sebelum pergi baru-baru ini, jawabnya kurang meyakinkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved