Mewawancarai 100 Pemerkosa, Berikut Fakta Mengejutkan yang Ditemui Wanita Cantik Ini
Mula-mula hanya sebagai proyek percontohan sebagai respons atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan sekelompok geng terhadap seorang perempuan
Protes tersebut membuat kasus pemerkosan menjadi isu nasional, yang sebelumnya dianggap tabu di India.
Pandey, yang tumbuh di New Delhi, melihat kotanya dalam cahaya baru setelah terjadinya protes Nirbhaya.
“Saya berpikir, apa yang mendorong para lelaki itu (untuk memperkosa)? Keadaan seperti apa yang menciptakan laki-laki model seperti itu? Saya pikir, harus bertanya langsung pada sumbernya.”

Sejak saat itu, ia telah menghabiskan beberapa minggu berbicara dengan para pemerkosa di Penjara Tihar.
Sebagian besar para lelaki yang ditemuinya itu tidak berpendidikan. Hanya segelintir yang lulus SMA. Banyak pula yang putus sekolah.
“Ketika saya melakukan penelitian, saya yakin orang-orang ini adalah monster.
Tapi ketika Anda berbicara dengan mereka, Anda akan menyadari bahwa mereka bukan orang yang seperti itu, mereka benar-benar orang biasa.
Apa yang telah mereka lakukan adalah karena kondisi mendidik mereka seperti itu.”
Baca: Oknum Polisi PPU Kerja Sama dengan Bandar Cantik, Polisi Berhasil Ringkus Jelang Menyeberang
Baca: Ketua DPRD Banjarmasin Jadi Tersangka, KPK Amankan Uang Tunai Rp 48 Juta
Baca: Jadi Musafir, Borneo FC Pertimbangkan ke Stadion Marora Serui
Menurut Pandey, di rumah tangga di India, bahkan di keluarga yang berpendidikan lebih tinggi, perempuan sering terikat pada nilai-nilai tradisional.
“Laki-laki belajar ide palsu tentang maskulinitas, sementara para perempuan belajar bersikap patuh. Hal itu terjadi di hampir semua rumah (di India),” ujar Pandey.
Pandey mengatakan bahwa mendengar beberapa pemerkosa berbicara mengingatkannya pada kepercayaan yang dipegang secara umum yang seringkali dicurahkan, bahkan di rumah tangganya sendiri.
“Setelah Anda berbicara dengan (para pemerkosa), itu akan mengejutkan Anda—orang-orang ini punya kekuatan yang bisa membuat Anda merasa kasihan terhadap mereka. Dan itu tentu tak diharapkan oleh para perempuan,” tambah Pandey.