Cerita Dirjen Dukcapil Menyamar dan Dibohongi Blanko E KTP Habis, Ternyata Ini Faktanya

Zudan menemukan pola yang sama, yakni para pegawai Discapil menyembunyikan ketersediaan blanko yang sebenarnya masih ada

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh menceritakan pengalamannya saat menyamar dan datang ke Kantor Disdukcapil di sejumlah daerah.

Zudan menemukan pola yang sama, yakni para pegawai Discapil menyembunyikan ketersediaan blanko yang sebenarnya masih ada.

"Saya sidak ke Kota Cirebon. Saya menyamar sebagai pemohon. Resepsionis mengatakan, 'Pak bapak di sini rekam paling banter dapat surat keterangan'. 'Loh kenapa begitu?' 'Ia blankonya sudah sejak setahun belum dikirim," kata Zudan dalam jumpa pers di Kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (19/9/2017).

"Saya tanya, 'sudah setahun?' 'Ia pak blankonya kosong karena ada kasus korupsi'. Oh enggak ada kaitannya karena korupsi sudah 2011 sedang berproses lelang jalan terus," tambah Zudan.

Ilustrasi blanko E-KTP habis di mana-mana, sehingga penyelesaiannya terhambat
Ilustrasi blanko E-KTP habis di mana-mana, sehingga penyelesaiannya terhambat ()

Menurut Zudan, saat itu di Kota Cirebon masih ada 23.000 blanko e-KTP. Hal yang sama terjadi saat Zudan menyamar di Disdukcapil Gianyar.

"Saya datang ke resepsionis diberitahu habis. Saya datang ke petugas verifikasi, dikasih tahu habis. Nah, disitulah saya perhatikan semua dibilang habis," kata dia.

Padahal, menurut Zudan, Disdukcapil di Gianyar saat itu masih memiliki 1500 blanko e-KTP.

Rupanya, kata Zudan, Disdukcapil di daerah menyimpan blanko karena takut kehabisan.

"Saya tanya kenapa hobi nyimpan blanko? 'Kami takut di pusat blanko habis'. Oke enggak usah khawatir sekarang blanko tersedia cukup sampe 2018, insya Allah aman," kata dia.

Zudan menjelaskan, pada akhir Januari 2017 telah dilakukan pelelangan pengadaan blanko e-KTP sebanyak 7 juta keping.

Hasil pengadaan tersebut saat ini telah selesai didistribusikan ke 514 Kabupaten/Kota.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan blanko e-KTP sampai akhir 2017, saat ini sedang dilakukan distribusi secara bertahap dari hasil pelelangan tahap kedua sebesar 7,4 juta keping.

Adapun untuk pemenuhan kebutuhan sampai akhir tahun 2018, sedang dilakukan proses pengadaan blanko e-KTP sebesar 11.500.000 keping melalui mekanisme e-catalog.

Zudan mengakui ditutupinya ketersediaan blanko ini bisa mengarah pada tindakan pungutan liar.

Terkait hal itu, ia menghimbau masyarakat untuk tidak membayar uang apapun saat mengurus administrasi kependudukan, termasuk E-KTP.

"Karena seluruh layanan dukcapil gratis. Kami sudah berhentikan kepala dinas dan staf yang melakukan pungli. Pak menteri sangat keras terkait pungli ini," kata dia.

Target Oktober 2017

Menteri Dalam Negeri ( Mendagri)Tjahjo Kumolo sebelumya menyampaikan proses cetak blanko e-KTP sudah selesai.

"Cetaknya sudah selesai," ujar Tjahjo Kumolo saat ditemui seusai melepas mahasiswa KKN PPM UGM Periode Antar Semester Tahun 2017 di Lapangan Grha Sabha Pramana (GSP), Jumat (9/6/2017).

Tjahjo menyampaikan, setelah selesai cetak, blanko e-KTP akan langsung didistribusikan. Proses pendistribusian dilakukan bertahap. "Distribusinya bertahap, lah yang menjadi problem ini daerah, sumber daya manusia yang belum optimal," tegasnya.

Ia menargetkan, pendistribusian blanko e-KTP akan selesai bulan Oktober 2017 mendatang. Menurutnya, ada 4,2 juta warga yang saat ini masih memegang surat keterangan (Suket) dan akan segara memiliki e-KTP.

"Mohon maaf lah, satu setengah tahun karena hampir seratus staf kami mulai ekselon satu sampai empat, harus bolak-balik di panggil KPK. Jadi kalau terhambat itu wajar, tapi ini sudah selesai," pungkasnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved