G 30 S, Benarkah Ada Pemotongan Alat Kelamin? Baca Dulu Hasil Lengkap Autopsi 7 Pahlawan Revolusi
Apalagi film G30S PKI yang pada era Orde Baru wajib diputar di televisi, secara jelas menginformasikan para korban disilet.
TRIBUNKALTIM.CO - Puluhan tahun fakta di balik peristiwa 1965 terkunci rapat.
Ia hanya mengalir dari ruang kelas kedokteran satu ke kelas kedokteran yang lain.
Tak banyak yang tahu fakta medis penyebab tewasnya korban kekejaman Gerakan 30 September (G30S) PKI.
Akibatnya, muncul berbagai versi tentang penyebab meninggalnya mereka.
Apalagi film G30S PKI yang pada era Orde Baru wajib diputar di televisi, secara jelas menginformasikan para korban disilet.
Baca: Dapat Kritikan Gara-gara Hal Ini, Rossi Menyuruh Pedrosa Balapan Sendirian di Trek
Baca: INFO CPNS 2017 - Penting, 669 Pelamar CPNS Tahap II Wajib Upload Ulang, Cek Adakah Nama Anda?
Baca: Begini 20 Gambaran Kondisi Media Sosial yang Dipenuhi Unggahan Generasi Micin
Intisari September 2009 dalam judul “Saksi Bisu dari Ruang Forensik” mencoba mengurai itu; mengungkap faktra-fakta yang tersembunyi di balik bangsal-bangsal forensik.
Cerita “pencungkilan” mata dan “pemotongan” penis sejatinya sudah terlebih dahulu terdengar di masyarakat sekitar.
Tetapi, hasil autopsi tidak menyebutkan adanya pencungkilan mata para korban.
Tepatnya setelah para korban G30S ditemukan di dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 4 Okotober 1965.
Tujuh mayat jenderal itu lantas dibawa ke RSPAD guna diautopsi.
Baca: VIDEO - Ini Lagu Baru yang Diunggah Denada yang Dibilang Kelewat Vulgar, Begini Kata Netizen
Baca: Usia sudah Tidak Muda Lagi, tapi 7 Selebriti Ini Belum Menikah, Ada yang Sampai Punya Anak
Baca: VIDEO - Sering Main Film Horor, Pindah ke Amerika, Kini Malah Pamer Video tak Sopan
Untuk menangani mayat-mayat tersebut, dibuatlah tim yang terdiri dari dua dokter RSPAD, yaitu dr Brigjen. Roebiono Kartopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina; lalu ada tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman UI, Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.
Lalu, seperti apa hasil visum sebenarnya dari para korban peristiwa G30S? Simak paparannya berikut ini!
1. Jenderal Achmad Yani
-- Luka Tembak masuk: 2 di dada kiri, 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di garis pertengahan perut, 1 di perut bagian kiri bawah, 1 perut kanan bawah, 1 di paha kiri depan, 1 di punggung kiri, 1 di pinggul garis pertengahan.
-- Luka tembak keluar: 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di punggung kiri sebelah dalam.
Baca: Eits, Jangan Lakukan 5 Hal Ini Setelah Bercinta, Ini Akibatnya. . .
Baca: Duh, Ribuan Orang Cari Perawan dan Perjaka di Nikah Siri Online, Padahal Belum Sepekan Dirilis
Baca: Kafenya Didatangi Pengemis, Bukan Uang, Wanita Ini Malah Beri Hal yang Bisa Mengubah Hidupnya
-- Kondisi lain: sebelah kanan bawah garis pertengahan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13 mm, pada punggung kanan iga kedelapan teraba anak peluru di bawah kulit.
2. Letjen R. Soeprapto
-- Luka tembak masuk: 1 di punggung pada ruas tulang punggung keempat, 3 di pinggul kanan (bokong), 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pertengahan paha kanan.
-- Luka tembak luar: 1 di pantat kanan, 1 di paha kanan belakang.
-- Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan di atas telinga, 1 di pelipis kanan, 1 di dahi kiri, 1 di bawah cuping kiri.
Baca: Sekilas Skripsi Ini Terlihat Biasa, tapi Saat Dibuka, Kamu Bakal Kaget . . .
Baca: Finis di Posisi Kelima Dalam Kondisi Cedera, Valentino Rossi Panen Pujian dari Netizen
Baca: Kalah dari Sampdoria, Fan AC Milan Minta Vincenzo Montella Mundur
-- Kondisi lain: tulang hidung patah, tulang pipi kiri lecet.
3. Mayjen M.T Haryono
-- Luka tidak teratur: 1 tusukan di perut, 1 di punggung tangan kiri, 1 di pergelangan tangan kiri, 1 di punggung kiri (tembus dari depan).
4. Mayjen Soetojo Siswomiharjo
-- Luka tembak masuk: 2 di tungkai kanan bawah, 1 di atas telinga kanan.
-- Luka tembak keluar: 2 di betis kanan, 1 di atas telinga kanan.
Baca: Wah, Komentar Donald Trump Bikin Geger Atlet di Amerika Serikat
Baca: 7 Unggahan yang Bisa Mengundang Kejahatan, Nomor 3 Niat Pamer, tapi Akibatnya Bisa Gini
Baca: VIDEO EKSKLUSIF Ternyata 12 Gedung Kampus Universitas Mulawarman Mangkrak
-- Luka tidak teratur: 1 di dahi kiri, 1 di pelipis kiri, 1 di tulang ubun-ubun kiri, di dahi kiri tengkorak remuk.
-- Penganiayaan benda tumpul: empat jari kanan.
Meyjen Soetojo bisa jadi banyak dianiaya sehingga tengkorak dahinya remuk.
5. Letjen S. Parman
-- Luka tembak masuk: 1 di dahi kanan, 1 di tepi lekuk mata kanan, 1 di kelopak atas mata kiri, 1 di pantat kiri, 1 paha kanan depan.
Baca: Wiranto Akui Pernyataan Jenderal Gatot Soal Senjata Ilegal Menimbulkan Kegaduhan
Baca: VIDEO – Borneo FC Coba Lapangan Stadion Mulawarman Dengan Percaya Diri
Baca: Marquez Kokoh di Puncak Klasemen, Valentino Rossi Berhasil Dulang Poin
-- Luka tembak keluar: 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di perut kiri, 1 di paha kanan belakang.
-- Luka tidak teratur: 2 di belakang daun telinga kiri, 1 di kepala belakang, 1 di tungkai kiri bawah bagian luar, 1 di tulang kering kiri.
-- kekerasan tumpul: tulang rahang atas dan bawah.
6. Letjen D.I Panjaitan
-- Luka tembak masuk: 1 di alis kanan, 1 di kepala atas kanan, 1 di kepala kanan belakang, 1 di kepala belakang kiri.
-- Luka tembak keluar: 1 di pangkal telinga kiri.
Baca: Apa Kabar Rekomendasi Pasangan Cagub Kaltim DPP PDIP?
Baca: Usut Dana Hibah, Pidsus Kubar Periksa Kabid Perpustakaan dan Pemilik Toko Bangunan
Baca: Finis di Posisi Kelima Dalam Kondisi Cedera, Valentino Rossi Panen Pujian dari Netizen
-- Kondisi lain: punggung tangan kiri terdapat luka iris.
Luka iris ini tentu menyeramkan. Tetapi, tidak dijelaskan apa luka itu diiris menggunakan silet atau senjata tajam lainnya.
7. Kapten Anumerta Pierre Tendean
-- Luka tembak masuk: 1 di leher belakang sebelah kiri, 2 di punggung kanan, 1 di pinggul kanan.
-- Luka tembak keluar: 2 di dada kanan.
-- Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan, 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di puncak kepala.
-- Kondisi lain: lecet di dahi dan pangkal dua jari tangan kiri. (*)