Suasana Memanas, Dialog Publik Seputar Plasma Sawit Akhirnya Berujung Deadlock
Alih-alih menghasilkan rekomendasi, peserta dan pemateri malah terlibat debat kusir.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Dialog Publik dan Rapat Akbar bertema "Tata Kelola Investasi Pada Sektor Perkebunan dan Manfaat Bagi Masyarakat" yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Kaltara (Unikal) di aula kampus Unikal, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Senin (25/9/2017) berujung deadlock.
Hadir dalam dialog yang juga digelar dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional tersebut antara lain Ketua DPRD Kabupaten Bulungan Syarwani, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Bulungan Bansir, para Kepala Desa se-Kabupaten Bulungan, Aliansi Desa Menggugat, dan para mahasiswa.
Sejatinya, dialog ini diharapkan bisa menelurkan sejumlah rekomendasi atas permasalahan-permasalahan seputar kewajiban kebun plasma perusahaan sawit, yang akan disampaikan kepada Pemerintah.
Alih-alih menghasilkan rekomendasi, peserta dan pemateri malah terlibat debat kusir.
Baca: Lagi, Polisi Gagalkan 3.060 Ekor Kepiting Betina Keluar dari Kaltim
Baca: Gedung Mangkrak, BEM Ikut Gerah
Baca: Dipotong Sri Mulyani Anggaran Rp 8 Miliar untuk Unmul Langsung Hangus
Baca: Mau Jadi World Class University, 12 Gedung Perkuliahan di Unmul Masih Mangkrak
Pantauan Tribunkaltim.co, situasi dialog mulai sedikit memanas tatkala sesi tanya jawab mulai dibuka.
Ada lebih dari 3 pertanyaan yang dilayangkan peserta.
Dan hampir sebagian besar pertanyaan tersebut ditujukan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan.
Diantaranya, apakah sudah ada desa yang sejahtera karena investasi perusahaan sawit?, hingga apa saja manfaat investasi yang bisa dirasakan masyarakat?
"Apakah sudah ada desa yang sejahtera ? kalau saya bilang, sejahtera ini relatif," ujar Bansir menjawab salah satu pertanyaan.
Dan suasana semakin panas ketika Bansir mengaku tak bisa menjawab dua pertanyaan karena memang bukan bidangnya, yakni terkait food estate dan manfaat investasi di Kabupaten Bulungan.
"Harusnya jangan jawab ini bukan bidang saya. Kalau nggak tahu, harusnya nggak usah datang," timpal salah seorang peserta.
Dialog pun akhirnya diwarnai hujan interupsi dari sejumlah peserta.
Tak ingin situasi semakin memanas, moderator akhirnya memilih menutup pertemuan.
Terpisah, Ketua BEM Unikal Risno Karsim mengakui bahwa dialog tak berjalan sesuai yang diharapkan. Karena sama sekali tak bisa menghasilkan rekomendasi, dialog serupa akan kembali digelar pada bulan Oktober 2017 mendatang.
"Dialog ini tidak ada titik temu. Padahal, kita mau ada hasil konkret yang bisa kita kirim ke pemerintah," ujarnya. (*)