Polemik Transportasi Online

Pendemo Ancam akan Memarkirkan Mobil di Kantor Wali Kota Berhari-hari

Para sopir beserta kendaraannya telah meramaikan sepanjang Jalan Jendral Sudirman, area kantor Walikota Balikpapan.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Sejumlah sopir angkutan umum kota (angkot) Balikpapan telah berkumpul di kawasan samping gedung Kantor Walikota Balikpapan pada Rabu (11/10/2017). 

Menurutnya, berdasarkan rencananya, semua sopir angkot dan taksi plat kuning akan melakukan menduduki kantor walikota selama beberapa hari apabila tuntutan tidak diputuskan.

"Kami akan memarkirkan mobil kami di kantor walikota," kata Sugianto.

Di tempat yang sama, Richard Pono, sopir angkot nomor 8, ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa sebagai bentuk solidaritas ikut memperjuangkan aspirasi kepentingannya sebagai sopir angkot.

"Sejak kehadiran online penghasilan kami sedikit. Sekarang sudah tidak bisa lagi mengajak anak dan istri ke mal. Dulu masih bisa," kata pria yang biasa disapa Anton ini yang kini telah berusia 48 tahun.

Dia menggambarkan, sebelum kedatangan transportasi online di Kota Balikpapan, penghasilan yang bisa diraupnya sehari bisa mencapai Rp 80 ribu.

Namun kala ada persaingan kendaraan online, penghasilannya semakin anjlok.

Rata-rata per hari, penghasilannya hanya kurang dari Rp 50 ribu.

Kondisi seperti ini membuat dirinya merasa kekurangan, untuk melakukan setoran ke perusahaan selalu kurang, nombok.

"Kami plat kuning bayar pajak kenapa tidak diperhatikan," kata Anton yang sudah 15 tahun menjadi sopir angkot.

Saat ditanya untuk beralih ke online, Anton enggan mengalihkan profesinya ke sopir online sebab secara pribadi dirinya tidak memiliki kendaraan.

"Mau cari kerja ke tempat lain juga sudah susah. Umur saya sudah tua. Kalau melamar kerja tidak ada yang mau terima," tutur ayah beranak dua ini. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved