Polemik Transportasi Online

Sopir Angkot Protes Hadirnya Taksi Online, Setoran Nombok, Rumah Tangga Berantem

Semakin bertambahnya kendaraan pribadi, serta menjamurnya moda transportasi online berdampak merosotnya penghasilan sopir angkutan kota

Editor: Sumarsono
TRIBUN KALTIM/NALENDRO PRIAMBODO
Beberapa orang sopir angkot yang melakukan aksi tidak menerima penumpang di Terminal Batu Ampar. Aksi ini sebagai solidaritas terkait demo menolak moda angkutan berbasis online yang diselenggarakan di kantor Walikota dan DPRD Balikpapan, Rabu (11/10/2017). 

Dia menggambarkan, sebelum kedatangan transportasi online di Balikpapan, penghasilan yang bisa diraupnya sehari bisa mencapai Rp 80 ribu.

Namun kala ada persaingan transportasi online, penghasilannya semakin anjlok. Rata-rata per hari, kurang dari Rp 50 ribu. Kondisi seperti ini membuat dirinya merasa kekurangan, untuk melakukan setoran ke pemilik angkot. Kadang malah nombok.

Tidak hanya itu, menurut pengakuan Alfret, Koordinator Aksi Gabungan Pengusaha Angkutan Umum Kota Balikpapan mengungkapkan, selama sehari beroperasi ada sopir yang mencari penumpang dengan peroleh pendapatan rata-ratanya hanya Rp 35 ribu.

Baca: Pengen Mulus Kayak Wanita, Wajah Pria Ini Malah Bengkak dan Membusuk Usai Lakukan Hal Gila Ini

"Sampai ada sopir yang berantem rumah tangganya gara-gara penghasilannya berkurang," ungkapnya.

Karena itu, tuntutan sopir angkutan umum menutup kantor usaha tranaportasi online. "Kami minta tolong detik ini ditutup. Kalau tidak ada sikap, kami akan parkir semua di depan (kantor walikota)," tegasnya. (*/ilo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved