Berita Samarinda Terkini

Dorong Transformasi Pendidikan, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Ajak Guru Kuasai Teknologi AI

Ketua Komisi X DPR RI, untuk membekali para guru melalui kegiatan penguatan kapasitas bertajuk “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran

Penulis: Nevrianto | Editor: Nur Pratama
HO/KOMISI X DPR RI
TRANSFORMASI PENDIDIKAN - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian membekali para guru melalui kegiatan penguatan kapasitas bertajuk “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru”. Kegiatan diselenggarakan di Hotel Fugo Samarinda Kalimantan Timur Rabu (20/10/2025) ini diikuti oleh lebih dari 100 guru se-Kota Samarinda. (HO/KOMISI X DPR RI) 

TRIBUNKALTIM CO, SAMARINDA - Pentingnya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan menjadi alasan utama bagi Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR RI, untuk membekali para guru melalui kegiatan penguatan kapasitas bertajuk “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru”.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 guru se-Kota Samarinda, dan terselenggara atas kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI.

Dalam kegiatan di Hotel Fugo Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (29/10/2025)  Hetifah didampingi  Thamrin Kasman (Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMP), Wiwik Setiawati (Kepala BGTK Kalimantan Timur), Armin (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur), serta narasumber yaitu Noris Rahmatullah (Direktorat SMP), Hanif Fakhrurroja (Profesor Riset BRIN), dan Dedi Priansyah (Trainer Koding AI dan Deep Learning).

Baca juga: 5 Fakta Terbaru Usai 15 Tahanan yang Kabur dari Polsek Samarinda Kota Diringkus Lagi

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim, Armin, menyampaikan bahwa tema kegiatan ini sangat relevan sesuai dengan arah transformasi pendidikan yang sedang digalakkan di Kalimantan Timur.

“Pemerintah provinsi terus mendukung inovasi dalam pembelajaran. Guru profesional yang mampu memanfaatkan AI akan bisa menciptakan proses belajar yang lebih adaptif dan menyenangkan. Namun, penggunaan AI harus tetap menjunjung tinggi kreativitas dan etika moral,” ujarnya.

Sementara itu, Wiwik Setiawati menegaskan bahwa para guru tidak perlu merasa khawatir terhadap kemajuan teknologi.

“AI bukan ancaman, tetapi alat bantu yang akan memudahkan pekerjaan mendidik. Profesi guru yang mulia, dan yakinlah AI tidak bisa menggantikan sentuhan manusia. Manfaatkan momentum kegiatan ini untuk belajar sebaik-baiknya,” pesannya.

Thamrin Kasman dari Direktorat SMP menjelaskan bahwa dalam konteks AI, ada tiga hal penting yang harus dipahami.

“Pertama, jika kita tidak memahami AI, kita bisa menjadi korban karena sulit membedakan mana yang asli dan palsu. Kedua, gunakan AI secara bijak agar tidak merugikan orang lain. Ketiga, manfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan dan memberi maslahat bagi banyak orang,” tutur Thamrin.

Dalam paparannya, Hetifah menyampaikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang paling antusias terhadap pemanfaatan AI.

“Indonesia menempati posisi keempat secara global dalam adopsi AI. Sebanyak 87 persen masyarakat Indonesia sudah menggunakan AI untuk bekerja, dan 83 % menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa AI akan menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan, namun perannya harus tetap memperkuat guru, bukan menggantikannya.

“Manfaatkan AI untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Jadikan AI sebagai asisten yang mempermudah tugas kita dengan memberikan ide-ide kreatif,” pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved